Sabtu, 16 Februari 2013

Harry Potter Discovered Fanfiction Chapter 2



Chapter 2: Draco Malfoy is Kind-Hearted Person?—What!!

Pagi yang cerah, Para siswa di Hogwarts kini tengah bersiap-siap untuk mengikuti awal dari hari pertama pembelajaran-ulang mereka di tahun ke 7—Kasihan sekali para Senior yang harus mengulang kembali tahun ajaran mereka, Tentunya dengan tidak bersemangat mereka harus menerima kenyataan ini dan mulai belajar lagi dari awal!
Saat ini, Seluruh penghuni Asrama sedang bersiap-siap untuk segera turun ke Great Hall untuk sarapan pagi sebelum pada akhirnya mereka mengikuti kelas-kelas mata pembelajaran mereka masing-masing.
Tampak kini Harry yang sudah berpakaian rapi masih saja bermalas-malasan di ranjangnya—Ia berpikir untuk bersantai sebentar di tempat tidurnya yang nyaman sebelum ke Great Hall untuk sarapan dan tentunya ia tidak akan lupa dengan tujuannya untuk melanjutkan kembali apa yang FanFiction kemarin ceritakan tentang dirinya—Maka dengan segera di keluarkanlah handphone itu dari saku celananya dan kemudian menekan Web Browser Opera Mini, Ternyata ada gunanya juga ia mendengarkan ocehan Aunt Petunia di rumah membuat Harry tidak canggung lagi menggunakan aplikasi Web Browser ini. Menekan pilihan Saved Page yang digunakkan untuk menyimpan halaman yang pernah ia buka sebelumnya kemudian memilih nama dalam pilihan Saved Page yang berjudul Harry Potter Archive – FanFiction.
“Hemm… Dimana Fic yang kemarin itu…” gumam Harry sibuk mencari Fiction yang kemarin ia temukan karena Halaman yang ditampilkan di Opera Mini miliknya berubah dari apa yang ditampilkan kemarin karena banyak sekali Fic yang kemarin tidak ia lihat muncul dengan Summary yang aneh-aneh pula.
“Mate… Apa kau akan turun bersama kami…” ucap Ron menghampiri Harry yang tampak serius melihat layar handphone-nya “Kau tidak mau melewatkan sarapan, kan…” tambah Ron lagi
“Emm… Baiklah, Aku ikut…” jawab Harry pada akhirnya yang kemudian menaruh kembali handphone itu kedalam saku celananya kemudian mengambil tas yang berisi buku-buku pelajaran kelasnya hari ini sebelum akhirnya ia melangkah meninggalkan Gryffindor Common Room bersama dengan Ron menuju ke Great Hall.
Selama mereka berjalan, Harry masih memikirkan kemana Fic yang ia temukan kemarin? Ia sudah begitu penasaran untuk membacanya sehingga ia merasa tidak begitu tertarik melihat judul-judul Fic yang baru ia temui pagi ini, pokoknya ia harus menemukan Fic itu kemudian membacanya hingga habis untuk memuaskan rasa penasaran di pikirannya ini.
“Harry… Harry… Harry?” panggil Ron berulang kali kepada Harry yang ada disampingnya
Tampak Harry yang tersadar kemabli dari lamunannya tentang Fic tadi kemudian menatap Ron.
Ron menaikan alis “Apa yang kau lamunkan, Mate… Untuk beberapa saat tadi kau terdiam dan bahkan tidak menanggapi ucapanku…” komentar Ron sedikit khawatir
“Bukan apa-apa, Ron…” jawab Harry sambil menggelengkan kepala, merasa urusan FanFiction ini bisa ia urusi sendiri
Ron menaikan alis merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya yang satu ini—Hello, dia Harry Potter sahabatnya dan sebagai sahabat yang baik—Ia akan sukarela membantu Harry apapun permasalahan yang ia hadapi itu, sudah cukup berat beban masalah yang ia tanggung selama ini dan ada baiknya jika mungkin Ron bisa membantunya sedikit saja dari apa yang bisa ia lakukan.
“Kalau ada suatu masalah yang mengganggumu, Mate—Kau bisa menceritakannya kepadaku..” ucap Ron “Mungkin aku bisa membantumu…” tambahnya lagi
Tampak Harry berpikir sejenak—Ia ingin menolak tawaran Ron tapi, ada benarnya juga tawaran Ron tadi bahwa ia saat ini sedang membutuhkan sedikit bantuan..
“Hemm… Baiklah…” ucap Harry pada akhirnya menyetujui
Terlihat Ron mengangguk senang usulannya disetujui oleh sang sahabat “Jadi—Apa masalahmu, Mate?”
Mungkin Harry harus mencari peralihan supaya Ron tidak terlalu penasaran dengan subjek yang akan ia bahas kepadanya sekarang mengingat kemarin ia sudah menjelaskan panjang lebar apa itu Fanfiction dan kenapa ia bisa menemukan situs itu juga apa saja kegunaan situs tersebut—walaupun ia harus mengarang semua jawabannya karena.. Well—mana mungkin ia tahu secara detail tentang FanFiction? Dia saja belum menelusuri lebih rinci situs tersebut.
“Jadi begini—Waktu itu aku pergi ke sebuah Toko Buku di salah satu distrik perbelanjaan saat Aunt Petunia menyuruhku untuk mencari bahan yang cocok untuk makalah Duddley…” ucap Harry mengawali layaknya sedang bercerita dongeng sebelum tidur kepada Ron, dilain pihak Ron hanya menjadi pendengar setia yang kemudian menganggukkan kepalanya menunggu kelanjutan perkataan Harry “… Aku menemukan sebuah buku yang unik di Toko tersebut—Isinya menarik dan sangat lengkap, Tapi aku baru ingat kalau tujuanku adalah mencari buku untuk Duddley sehingga lupa menghapal judul buku tersebut sebelum pergi meninggalkan Toko terburu-buru…” tambah Harry
Ron mengangguk kemudian “Apa Bibi-mu yang kejam-dan-pilih kasih itu memarahimu Harry?—Katakan padaku dia tidak melukaimu kan, Mate?” tanyanya seketika
“Bukan itu maksudku, Ron—Aunt Petunia tidak melakukan apa-apa padaku…” sanggah Harry—Lagipula cerita ini juga hanya scenario singkat yang dipikirkan Harry di dalam otaknya jadi otomatis tidak terjadi di kehidupan nyata
Ron hanya bergumam “Uh—Well, lalu apa masalahnmu yang sebenarnya,Mate—?”
“Aku lupa judul buku yang kubaca di Toko itu Ron—Saat aku bertanya pada si Pemilik buku, dia bahkan tidak mengerti buku apa yang kumaksud.. Yang ku ingat hanya buku itu bersampul warna Hijau..” tambah Harry berharap Ron bisa mencerna perkataannya “Apa yang kau pikir harus kulakukan?”
“Bukankah kau tinggal menggunakkan sihir dan memanggil Buku berwarna Hijau yang kau pikirkan itu—Mate?” ucap Ron
Harry hanya bisa berpikir miris di dalam hati—Mana mungkin ia bisa menggunakkan sihir untuk mencari sesuatu yang ada di dalam Web Browser di handphone miliknya itu.
“Kenyataan memang demikian tapi—banyak sekali buku hijau yang memenuhi seisi rumah saat aku mencobanya dan untunglah saat itu Aunt Petunia dan Uncle sedang membawa Duddley untuk check up kondisi berat badannya itu… Tapi buku itu tidak ada diantara semuanya..”
Ron tampak bertopang dagu sejenak sebelum akhirnya mengeluarkan sebuah ultimatum—Eh?—Maksudnya jawaban yang sama sekali tidak terduga untuk seorang Weasley seperti Ron mengatakannya “Well—Kau bisa mengecek atau mencari nama pengarang buku itu kalau kau membacanya pasti dibagian bawah kata pengatar buku ada tulisan nama pengarangnya, kan Mate?..”
Tring! Tring! Tring!
 Harry berpikir sejenak—Kalau FanFic sama kalau dikaitkan dengan Novel atau sejenis buku lainnya maka pasti tentunya didalam FanFic juga memuat keterangan Nama Pengarang dari Fic tersebut untuk memudahkan para Pembaca kalau mereka lupa judul suatu Fic yang pernah mereka baca—Jika mengetahui nama Pengarang tentunya akan sangat mudah untuk mencari Fic yang dikehendaki—BRILIANT!! Kenapa hal ini baru bisa dipikirkan oleh Harry sekarang? Oh well—Daripada itu ia harus berterima kasih kepada Ron yang sudah memberitahukannya hal ini..
“Terima Kasih, Ron!! Kau memang benar-benar sahabat yang hebat yang pernah kumiliki!! Aku jadi tertolong!” ucap Harry semangat sambil menepuk-nepuk bahu Ron yang hanya bisa manggut-manggut saja—Kemudian tanpa basa-basi lagi Harry langsung berlari kearah lain dari tujuan awal mereka yang ingin sarapan di Great Hall
“Harry! Kau mau pergi kemana? Arah Great Hall ke sebelah kiri~” ucap Ron mengingatkan sambil menunjuk belokan ke arah kiri sedangkan Harry malah berlari ke arah yang sebaliknya.
Harry menggeleng “Aku tidak merasa lapar saat ini.. Aku akan pergi ke suatu tempat dulu sebelum kelas dimulai~ Katakan itu pada Hermione nanti…” sahut Harry kemudian berlari pergi
Dilain pihak Ron yang ditinggalkan hanya bisa memiringkan kepala melihat kelakuan aneh dari sahabatnya yang satu ini—Apa yang dia katakana tadi salah? Atau malah benar? Kenapa reaksi Harry jadi seperti seakan ia baru saja mendapatkan kuci jawaban terbesar di dalam permasalahannya yaitu tentang sebuah—BUKU!!? Oh well, Ron—Masih banyak yang belum kau ketahui~
Harry melangkahkan kakinya sedikit lebih cepat sambil mencari tempat yang nyaman untuk memulai ekspedisi barunya menjelajahi Internet—pada akhirnya iapun memilih untuk duduk bersantai di halaman di bawah pohon besar yang rindang, kelas akan dimulai 30 menit lagi dan waktu 30 menit itu sudah cukup baginya untuk mencari sesuatu yang ia perlukan, maka tanpa membuang waktu lagi—Harry mengeluarkan handphone­­-nya kemudian mulai mencermati jendela FanFiction yang masih terbuka di Web Browsernya sampai akhirnya ia menemukan apa yang ia cari.
Search: Story/Author
References:
·         Fandom: Anime/Book/Cartoon/Misc/etc
·         Preference: Title/Summary
·         Settings: New Story/Update/New Cross Over/Update Cross Over
Harry kini tampak bertopang dagu seperti sedang menghadapi soal tersulit di dalam tes—Apa yang sedang dipikirkannya?
“Hemm… Kalau tidak salah… nama Author Fic yang kemarin… FanArtCrazy atau CrazyFanArt??” gumamnya sambil mencoba untuk mengingat-ingat
Harry hanya menggelengkan kepalanya karena pemikirannya saat ini masih buntu sehingga ia hanya mengetik nama yang sesuai dengan bayangan di otaknya—berharap nama Author tersebut dapat ditemukan.
Search: FanArtCrazyxXx
*Result for FanArtCrazyxXx*
Author: xXxCrazy_FanArtxXx (30 Ficition created)
Click for view xXxCrazy_FanArtxXx profile
“Yess!! Ron—Kau memang sahabat yang dapat diandalkan!” ucap Harry kegirangan melihat hasil search-nya yang pada akhirnya menampilkan apa yang ia cari, kau memang patut bersyukur Harry—Well, dengan semangat menggebu-gebu akhirnya Harry meng-klik pilihan untuk melihat profil lengkap si penulis Fic tersebut dan mulai menganalisis seluruh Fic yang dibuatnya—ia ingin membaca Fic yang kemarin ia lihat…
Harry Potter; Searching for Love
Author: xXxCrazy_FanArtxXx
Summary:
Harry sangat membenci hidupnya ini—Ia berpikir setelah mengalahkan Voldemort hidupnya ini sudah bukan apa-apa lagi, Ia sangat menderita dan kesepian menjalani hari-harinya  di Hogwart—Ia benci harus bersandiwara layaknya orang bodoh, Satu hal yang bisa ia lakukan adalah… Mencarikannya seseorang yang menyanyanginya, layaknya kekasih atau semacamnya… Apakah Harry bisa menemukan cinta yang ingin ia cari?
Click to View Fiction
Mata Emerald-nya kini berkilat-kilat melihat Summary Fic yang kemarin ia lihat—dengan semangat yang tidak dapat padam lagi, Harry segera mengklik untuk membaca lebih lanjut Fic tersebut—Menunggu proses data yang terbilang sedikit lambat mulai membuat Harry geregetan lantaran waktunya untuk bisa menikmati/membaca Fic ini hanya tinggal 20 menit saja…
“Ayo cepat—cepat—cepat…” rapal Harry sambil memelototi handphone­-nya itu seakan mengatakan kalau tidak cepat ia akan segera mengutuk handphone ini dengan tongkat sihirnya segera—ehemm—sebegitu penasaran banget yah?
Akhirnya, Tampilan Fic sudah seluruhnya terbuka dan kini yang Harry lakukan hanya melihat rentetan huruf yang ada di hadapannya dan sedikit terkesima lantaran Author si penulis cerita ini cukup mengetahui banyak tentang dirinya dan apa asal-usulnya, Darimana mereka bisa tahu semua itu? Bahkan sampai ke hari ulang tahun dan data-data pribadi mengenai hidupnya—Aneh, itulah pemikiran utama sang Harry Potter saat matanya kini sedang terfokus pada sebuah paragraph…
Di hari yang cerah ini, Harry yang merasa malas untuk memasuki kelasnya berniat untuk membolos dengan duduk di bawah sebuah pohon besar di Halaman sekolah Hogwarts—Tidak akan ada siapapun yang mengetahuinya disini karena hampir seluruh siswa kini masih berada di Great Hall menikmati hidangan sarapan pagi mereka sebelum mengikuti kelas, sedangkan Ron dan Hermione? Well, mungkin mereka akan menyiapkan sederet pertanyaan menyangkut keabsenannya hari ini—Tapi Harry tidak peduli, Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri saat ini dan ia tidak mau diganggu… Matanya kini terfokus ke pemandangan di sekitarnya—
Harry mengerjapkan matanya kemudian memandang di sekitarnya, Lokasi dimana ia berada sama persis dengan latar yang terdapat di dalam Fic yang dibacanya—Creepy, itulah yang dipikirkan Harry saat ini… Apa ini hanya kebetulan semata saja?
Harry mengangkat bahu “Setting tempatnya mungkin sama tapi aku tidak membolos seperti apa yang dikatakan di dalam cerita…” gumamnya sambil kemudian lanjut membaca
Andaikan Perang itu tidak ada sejak awal—Mungkin saja kini Kepala Sekolah Dumbledore yang dulu ia kagumi itu masih ada disini mengawasi Hogwarts seperti yang biasa ia lakukan…
Tapi semua kini sudah berubah—Takdir yang sudah terjadi tidak dapat diubah kembali karena hanya akan mengubah alur waktu yang akan terjadi di Masa Depan nanti… Guru Ramuan yang selalu ia benci selama ini ternyata merupakan orang yang peduli akan dirinya sejak lama dan Harry merasa menyesal akan pemikirannya terhadap Proffesor Severus Snape, Kenapa ia tidak mempercayainya sejak awal? Mungkin semuanya akan berubah dan Proffesor Snape akan bisa mengajar kembali di Kelas Ramuannya sekarang… Kenapa ia hanya bisa mengetahuinya di saat terakhir saja?
Terlalu larut dalam pemikirannya Harry tidak menyadari adanya seseorang yang kini berdiri tepat di depannya—Ia bahkan tidak terlalu menganggap sosok yang berdiri di depannya itu lantaran Mata Emerald-nya kini sudah di selimuti oleh kabut… kabut penyesalan…
“Potter!!...”
“Potter!!”
Harry tersentak kaget dan langsung menatap kearah suara di depannya itu sambil meruntuk kesal kepada seseorang yang sudah memanggilnya disaat-saat ia sudah berada di pokok cerita Fic yang sedang ia baca ini—Pemuda dengan iris mata Abu-Abu itu dengan rambut pirang ditata bak gaya artis terkenal—Oh, Harry tahu siapa dia, tidak perlu dipertanyakan lagi siapa pemilik suara yang sangat menyebalkan seperti ini yang barusan memanggilnya yang sedang seru-serunya membaca Fic…
Harry membalas dengan tatapan tajam “Apa maumu, Malfoy…” ucap Harry
“Ck, Jadi ini yang dilakukan si Anak Emas setelah berhasil mengalahkan Voldemort—Bolos demi memainkan sebuah peralatan Muggle rendahan… Benar-benar…” ucapnya membalas dengan nada mengejek
Meskipun keluarganya berasal dari kalangan Death-Eaters, Draco Malfoy—Nemesis Harry Potter ini justru memiliki Peran Ganda dalam Peperangan Dunia Sihir lantaran ia secara diam-diam berhasil menghancurkan sedikitnya 4 buah Horcruxes selama ia menjadi kaki tangan Voldemort (a/n: Author ngarang soal yang ini, maklum yah…) sehingga Para Kementrian Sihir tidak mengenai Keluarga Malfoy hukuman karena sudah menjadi Kaki tangan dari Voldemort itu sendiri dan kini mereka sudah terbebas dari ancaman penjara Azkaban menjadi Keluarga Penyihir yang bebas tanpa adanya kekhawatiran sedikitpun—satu hal yang tidak berubah tentunya setelah Perang berakhir yaitu keduanya masih saja tetap menganggap satu sama lain musuh!
Harry yang mendengar kata bolos keluar dari mulut Draco barusan mengerutkan alis “Hah? Bolos…?” ucapnya menyahuti dengan tampang innoncent yang tidak tahu apa-apa
Draco menggelengkan kepala “Kau memang bodoh seperti biasa, Potty—Jam pelajaran sudah lewat 10 menit yang lalu! Kau sama sekali tidak sadar rupanya…”
Di hari yang cerah ini, Harry yang merasa malas untuk memasuki kelasnya berniat untuk membolos dengan duduk di bawah sebuah pohon besar di Halaman sekolah Hogwarts….
Kalimat yang ada di dalam Fic tadi menjadi kenyataan—Dia berada di Halaman, di bawah pohon besar dan… Bolos? A-Apa Fic ini dibuat dengan menggunakkan sihir sehingga pembacanya juga memiliki pengalaman yang sama dengan apa yang ditulisnya—Mana mungkin!!
“Lalu… Apa urusanmu datang menemuiku Malfoy, Bukankah kau senanh mengejekku dan menyebarkan gossip ‘Si-Anak-Emas Gryffindor yang sudah bersikap bak seorang Pahlawan seenaknya bolos untuk bermalas-malasn di Halaman Hogwarts’…” ucap Harry
Draco bertopang dagu “Hmm.. Sepertinya menyenangkan melihat penderitaanmu setelah aku menyebarkan issue ini…” ucapnya diikuti dengan seringaian khas Malfoy yang kerap membuat Harry naik darah sehingga menyebabkan keduanya saling berkelahi
Dasar si Pirang sialan!!...’ gerutu Harry dalam hati
“Tapi…” ucap Draco memulai “Bersyukurlah hari ini adalah hari keberuntunganmu, Potter… Kalau bukan karena tugas dari Proffesor Sybill aku pasti akan membiarkanmu disini…” ucapnya sambil menunjukan kertas perkamen dari dalam sakunya dan Harry melihat apa yang tulisan yang tertera di dalamnya;
Kelas Ramalan
Mr. Potter & Mr. Malfoy
Meramalkan 20 Ramalan Keuntungan dan 20 Ramalan Kesialan yang akan terjadi di Masa Depan nanti. Tugas akan dikumpulkan Lusa dengan keterangan lengkap, gunakkan pikiran hati kalian di dalam bola Kristal dalam melakukan Ramalan.
Jika terlambat mengumpulkan maka;
POIN akan dikurangi
NILAI F- tanpa pengecualian
SANKSI Tugas akan disampaikan langsung!!
Tertanda:
Proffesor Sybill Patricia Trelawney
Harry membelalakan mata tidak percaya—DIA dan MALFOY!! KERJA SAMA!! WHAT!!
“Sudah jelas sekarang, Potter!...” ucap Draco berhasil membuat Harry tersadar dari acara shock-nya “Karena aku tidak mau melakukan tugas ini sendirian sementara kau bermalas-malasan… Sekarang cepat bangun dan mulai bekerja!” perintahnya
Harry mendengus kemudian beranjak berdiri “Jadi—Apa ini artinya seorang Malfoy sepertimu takut mendapatkan hukuman karena tidak mengerjakkan tugas?” ucap Harry iseng
“Huh—Kau pikir aku sepertimu, Potty yang bodoh?... Aku tidak mau nilai-nilai sempurnaku selama ini menjadi merah lantaran hanya tugas bersama Potter si Anak-Pemalas-Gryffindor…” ucapnya dengan tenang sama sekali tidak mengoreksi perkataannya lagi karena MEMANG diperuntukkan untuk mengejek Harry “…Dan satu lagi, jauhkan benda Muggle aneh itu dari pandanganku selama kita melakukan Tugas, Mengerti!”
“Yah-Yah…” sahut Harry tidak meminati tapi tetap memegang handphone miliknya sambil mengikuti langkah Malfoy di depannya sampai akhirnya “N-Ngomong-Ngomong kita akan kemana?..” tanya sedikit bingung kemana arah Draco melangkah saat ini
“Sudah jelas ke Slytherin Common Room… Memangnya aku sudi bersama para Gryffindor itu diruanganmu…” sahut Draco
Dasar, Pirang sok!! Kalau bukan karena tugas aku tidak akan sudi mengikutinya—Pikirkan Harry… kau harus sabar mengikuti permainan si Malfoy sombong ini demi mendapat nilai bagus dalam tugas kali ini selanjutnya kemudian kembali ke Ruangan Gryffindor dan melanjutkan membaca—Yah, Membaca!! Kenapa begitu banyak gangguan yang menimpaku hari ini!!’ runtuk Harry kesal di dalam hati kembali mengikuti si Pangeran Es Slytherin itu di belakang menuju Slytherin Common Room—Wetzz, bukan Harry namanya kalau dia tidak bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk melanjutkan acara Bacanya kembali…
“Potter!!”
Sebuah suara kini memanggilnya dengan nada sedikit agak tegas—Harry menegakkan kepalanya menatapi sosok yang berdiri di depannya saat ini, Rambut pirang dan Mata Abu-Abu kini tengah menatapnya…
“Apa maumu kali ini… Malfoy…” ucap Harry tidak berminat untuk berbicara dengan lawan bicaranya kali ini
Terlihat Draco saat ini tengah merapikan surai rambut pirangnya sebelum kemudian menyahuti ucapan Harry “Seorang anak emas sepertimu yang sudah dianggap sebagai pahlawan dunia kini malah bermalas-malasan…”
Harry memalingkan wajahnya “Memangnya apa pedulimu sekarang, Malfoy! Pergilah sebelum aku menghajarmu menjauh dariku…”
“Huh—Reaksi yang bagus dari seorang Harry Potter si-Anak-Emas…” sahut Draco “Lagipula… Aku kesini bukan karena aku merasa peduli padamu…” tambahnya lagi
“…” Harry diam tidak menjawab
Draco memandangnya sebelum kemudian menghela napas “Perang sudah berakhir, Potter… Tidak ada gunanya kau menyesali apa yang sudah terjadi…” ucapnya yang kemudian disusul oleh tatapan tanda tanya oleh Harry, sambil mengangkat bahunya Draco kemudian meneruskan “…Perkataanku memang benar sesuai fakta, ternyata…”
“Menyesal--…” ucap Harry mengulangi “Aku sama sekali tidak menyesali apapun! Asal kau tahu saja Malfoy—Aku, Harry Potter Si-Bocah-Yang-Hidup…dua kali! Perang sudah berakhir dan Voldemort sudah mati! ….. Aku menang, Aku melakukan apapun yang diperintahkan orang-orang itu, dan aku merasa seperti seorang yang bodoh! Aku seorang pahlawan. Seorang anak emas… Para Reporter di Daily Prophet bahkan menuliskan hal-hal baik tentangku di surat kabar. Aku seorang pemenang dan sekarang aku merasa layaknya orang yang Gagal—Gagal karena aku tidak bisa melindungi orang-orang yang berarti selama perang berlangsung, Kehilangan orang-orang besar seperti mereka…” ucap Harry lantang kini sambil menundukkan wajahnya memandang tanah “Aku seorang pemenang tetapi aku merasa seperti orang yang sudah kehilangan segala yang aku punya…” tambah Harry lagi sambil tertawa pelan untuk menutupi kesedihannya
Draco hanya memandangi Harry yang kini sedang tepuruk—mengamati keadaan Harry saat ini yang mungkin tampak sehat-sehat saja di luar tetapi jauh di dalamnya, Ia terlihat rapuh—sangat—sangat rapuh… Bisa saja Draco menyebarkan issue ini kepada semuanya untuk menghancurkan reputasi Pahlawan-sepanjang-masa ini.. Tetapi sesuatu dihatinya merasa tidak begitu rela untuk melakukan itu semua…
“…Kau berkata demikian layaknya seorang pengecut Harry, Kau lemah—Seharusnya kau melihat ke depan bukannya memandang kembali ke belakang… Kau masih memiliki 2 sahabatmu itu…” ucap Draco kemudian baru menyadari satu hal
Harry mengangkat kembali kepalanya “Kau… Memanggilku… Harry?”
Draco meruntuki ucapannya barusan—Kenapa ia tanpa sadar memanggilnya Harry? Bukankah ia selalu memanggilnya dengan nama belakangnya saja atau nama aneh yang digunakan untuk mengejeknya.
“…Kenapa kau memanggilku Harry…” ucap Harry kembali mempertanyakan hal yang sama
Draco memalingkan wajahnya “Bukan urusanmu… Terserah nama apa yang aku ucapkan untuk memanggilmu…” ucapnya kemudian berniat meninggalkan lokasi tidak ingin ditanyakan lebih lanjut soal ini
Harry hanya menatap Draco dengan tatapan penasaran sebelum kemudian tersenyum “Terima kasih, Draco… Untuk sesaat tadi kau sudah mengatakan hal yang benar—dan… Terima kasih kau sudah… menghiburku…”
Draco hanya bergumam sebelum kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Harry di belakangnya—Perang memang sudah berakhir dan banyak sekali hal yang sudah berubah… termasuk hubungannya kini dengan Draco Malfoy, mungkin mereka bisa menjadi sahabat? Mengingat barusan mereka saling memanggil dengan nama akrab mereka dan tidak biasanya Draco menunjukkan sifat lembutnya di depan Harry tadi—Mungkin pemandangannya tentang Draco salah selama ini, Mungkin sebenarnya Draco adalah orang yang baik hati di dalam lubuk hatinya—
To Be Continue
Next to Chapter 2
Draco…
Draco Malfoy…
Si Pirang Sialan itu…
ORANG YANG BAIK HATI—WHAT!!
DHUAK!!
 Tanpa menyadari langkahnya berjalan lantaran terlalu focus dengan ucapan paragraph di Fic itu dengan tidak elitnya Seorang Harry Potter menubruk pilar yang terbuat dari marmer yang ada di depannya dan kini terduduk diatas lantai batu sambil memegangi dahinya yang terantuk barusan—Sebegitu mengagetkannya kah?
Mana mungkin si Pirang-Gila yang hanya mengakui darah keturunan penyihir murni itu, sok kaya dan sok berkuasa ternyata ORANG YANG BAIK HATI!! Siapa sih Author ini!! Darimana dia mendapat berita Draco Malfoy ternyata orang yang penuh perasaan!!’ protes Harry tidak terima
“Pertunjukkan yang bagus, Potter…” ucap Draco yang sepertinya menikmati adegan Harry sesaat sebelumnya yang terantung pilar marmer
Harry mendengus kesal—Mana mungkin dia disebut-sebut sebagai orang yang berhati baik, mulia dan yadda,yadda,yaddi di dalam Fic barusan? Pasti Author yang menulis salah mengetik nama orang!!
“Diamlah, Malfoy!!” keluh Harry merasa terhina dengan wajah kepuasan yang terukir dalam Draco di depannya saat ini—Harry meraih kembali handphone-nya yang tadi tergeletak tapi untungnya tidak lecet sedikitpun, lebih baik ia melanjutkan cerita Fic aneh ini nanti karena meskipun terkesan aneh Harry masih penasaran dengan lajutan ceritanya plus ia tidak mau mempermalukan dirinya dihadapan seorang Draco Malfoy untuk kedua kalinya… Pelan-Pelan Harry beranjak berdiri dari tempatnya kemudian merapikan jubahnya dan pakaiannya yang lusuh akibat terjatuh tadi.
Tanpa disadari olehnya yang sibuk merapikan seragamnya, Draco berjalan mendekati Harry..
“Hei, Potter…” panggilnya
“Apalagi kali ini, Malfoy! Kau masih belum puas menertawakanku..” sahut Harry emosi menyahuti perkataan Draco dan baru menyadari jarak diantara keduanya sangat dekat “K—Kau mau apa, Hah?...” ucapnya waspada takut-takut Draco memantrainya dengan sihir aneh apapun itu
Draco hanya menggeleng kemudian menunjuk dahi Gryffindor tersebut—Harry hanya menatap arah yang ditunjukkan jari Draco itu sebelum memegang dahinya sendiri dan merabanya kemudian meringis kesakitan lantaran insiden menabrak pilar tersebut kini sudah membuat dahinya berwarna merah dan terasa sangat sakit kalau dipegang—Tapi apa maksudnya?
“… Ayo cepat jalan, Potty!” ucap Draco berbalik “Setelah sampai nanti kau harus mengompres luka memarmu itu…” tambahnya
Harry mengerjapkan matanya berusaha memproses ucapan Draco barusan—Dia menyuruhnya untuk mengobati luka di dahinya ini setelah sampai di kamarnya? Di Slytherin Common Room nanti? Bukan hanya itu saja—Draco—Draco menawarkannya untuk mengobati lukanya di Ruangan Asramanya!!—HAH!! T—Ternyata… yang dikatakan Fic itu BENAR? Draco Malfoy benar-benar orang yang baik hati bukan seorang yang kejam dan selalu bersenang-senang di atas penderitaan orang lain seperti pemikirannya—MERLIN!! FANFICTION!! SEBENARNYA SIAPA YANG MENCIPTAKAN SITUS ITU!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar