Chapter
2: Draco Malfoy is Kind-Hearted Person?—What!!
Pagi yang cerah, Para siswa di Hogwarts kini tengah
bersiap-siap untuk mengikuti awal dari hari pertama pembelajaran-ulang mereka
di tahun ke 7—Kasihan sekali para Senior yang harus mengulang kembali tahun
ajaran mereka, Tentunya dengan tidak bersemangat mereka harus menerima
kenyataan ini dan mulai belajar lagi dari awal!
Saat ini, Seluruh penghuni Asrama sedang bersiap-siap
untuk segera turun ke Great Hall untuk sarapan pagi sebelum pada akhirnya
mereka mengikuti kelas-kelas mata pembelajaran mereka masing-masing.
Tampak kini Harry yang
sudah berpakaian rapi masih saja bermalas-malasan di ranjangnya—Ia berpikir
untuk bersantai sebentar di tempat tidurnya yang nyaman sebelum ke Great Hall
untuk sarapan dan tentunya ia tidak akan lupa dengan tujuannya untuk
melanjutkan kembali apa yang FanFiction
kemarin ceritakan tentang dirinya—Maka dengan segera di keluarkanlah handphone itu dari saku celananya dan
kemudian menekan Web Browser Opera Mini, Ternyata ada gunanya juga ia
mendengarkan ocehan Aunt Petunia di rumah membuat Harry tidak canggung lagi
menggunakan aplikasi Web Browser ini. Menekan pilihan Saved Page yang digunakkan untuk menyimpan halaman yang pernah ia
buka sebelumnya kemudian memilih nama dalam pilihan Saved Page yang berjudul Harry
Potter Archive – FanFiction.
“Hemm… Dimana Fic yang kemarin itu…” gumam Harry
sibuk mencari Fiction yang kemarin ia temukan karena Halaman yang ditampilkan
di Opera Mini miliknya berubah dari apa yang ditampilkan kemarin karena banyak
sekali Fic yang kemarin tidak ia lihat muncul dengan Summary yang aneh-aneh
pula.
“Mate… Apa kau akan turun bersama kami…” ucap Ron
menghampiri Harry yang tampak serius melihat layar handphone-nya “Kau tidak mau melewatkan sarapan, kan…” tambah Ron
lagi
“Emm… Baiklah, Aku ikut…” jawab Harry pada akhirnya
yang kemudian menaruh kembali handphone
itu kedalam saku celananya kemudian mengambil tas yang berisi buku-buku
pelajaran kelasnya hari ini sebelum akhirnya ia melangkah meninggalkan
Gryffindor Common Room bersama dengan Ron menuju ke Great Hall.
Selama mereka berjalan, Harry masih memikirkan
kemana Fic yang ia temukan kemarin? Ia sudah begitu penasaran untuk membacanya
sehingga ia merasa tidak begitu tertarik melihat judul-judul Fic yang baru ia
temui pagi ini, pokoknya ia harus menemukan Fic itu kemudian membacanya hingga
habis untuk memuaskan rasa penasaran di pikirannya ini.
“Harry… Harry… Harry?” panggil Ron berulang kali
kepada Harry yang ada disampingnya
Tampak Harry yang tersadar kemabli dari lamunannya
tentang Fic tadi kemudian menatap Ron.
Ron menaikan alis “Apa yang kau lamunkan, Mate…
Untuk beberapa saat tadi kau terdiam dan bahkan tidak menanggapi ucapanku…”
komentar Ron sedikit khawatir
“Bukan apa-apa, Ron…” jawab Harry sambil
menggelengkan kepala, merasa urusan FanFiction ini bisa ia urusi sendiri
Ron menaikan alis merasa ada sesuatu yang
disembunyikan oleh sahabatnya yang satu ini—Hello, dia Harry Potter sahabatnya
dan sebagai sahabat yang baik—Ia akan sukarela membantu Harry apapun
permasalahan yang ia hadapi itu, sudah cukup berat beban masalah yang ia tanggung
selama ini dan ada baiknya jika mungkin Ron bisa membantunya sedikit saja dari
apa yang bisa ia lakukan.
“Kalau ada suatu masalah yang mengganggumu, Mate—Kau
bisa menceritakannya kepadaku..” ucap Ron “Mungkin aku bisa membantumu…”
tambahnya lagi
Tampak Harry berpikir sejenak—Ia ingin menolak
tawaran Ron tapi, ada benarnya juga tawaran Ron tadi bahwa ia saat ini sedang
membutuhkan sedikit bantuan..
“Hemm… Baiklah…” ucap Harry pada akhirnya menyetujui
Terlihat Ron mengangguk senang usulannya disetujui
oleh sang sahabat “Jadi—Apa masalahmu, Mate?”
Mungkin Harry harus mencari peralihan supaya Ron
tidak terlalu penasaran dengan subjek yang akan ia bahas kepadanya sekarang
mengingat kemarin ia sudah menjelaskan panjang lebar apa itu Fanfiction dan
kenapa ia bisa menemukan situs itu juga apa saja kegunaan situs
tersebut—walaupun ia harus mengarang semua jawabannya karena.. Well—mana
mungkin ia tahu secara detail tentang FanFiction? Dia saja belum menelusuri
lebih rinci situs tersebut.
“Jadi begini—Waktu itu aku pergi ke sebuah Toko Buku
di salah satu distrik perbelanjaan saat Aunt Petunia menyuruhku untuk mencari
bahan yang cocok untuk makalah Duddley…” ucap Harry mengawali layaknya sedang
bercerita dongeng sebelum tidur kepada Ron, dilain pihak Ron hanya menjadi pendengar
setia yang kemudian menganggukkan kepalanya menunggu kelanjutan perkataan Harry
“… Aku menemukan sebuah buku yang unik di Toko tersebut—Isinya menarik dan
sangat lengkap, Tapi aku baru ingat kalau tujuanku adalah mencari buku untuk
Duddley sehingga lupa menghapal judul buku tersebut sebelum pergi meninggalkan
Toko terburu-buru…” tambah Harry
Ron mengangguk kemudian “Apa Bibi-mu yang
kejam-dan-pilih kasih itu memarahimu Harry?—Katakan padaku dia tidak melukaimu
kan, Mate?” tanyanya seketika
“Bukan itu maksudku, Ron—Aunt Petunia tidak
melakukan apa-apa padaku…” sanggah Harry—Lagipula cerita ini juga hanya
scenario singkat yang dipikirkan Harry di dalam otaknya jadi otomatis tidak
terjadi di kehidupan nyata
Ron hanya bergumam “Uh—Well, lalu apa masalahnmu
yang sebenarnya,Mate—?”
“Aku lupa judul buku yang kubaca di Toko itu
Ron—Saat aku bertanya pada si Pemilik buku, dia bahkan tidak mengerti buku apa
yang kumaksud.. Yang ku ingat hanya buku itu bersampul warna Hijau..” tambah
Harry berharap Ron bisa mencerna perkataannya “Apa yang kau pikir harus
kulakukan?”
“Bukankah kau tinggal menggunakkan sihir dan
memanggil Buku berwarna Hijau yang kau pikirkan itu—Mate?” ucap Ron
Harry hanya bisa berpikir miris di dalam hati—Mana
mungkin ia bisa menggunakkan sihir untuk mencari sesuatu yang ada di dalam Web
Browser di handphone miliknya itu.
“Kenyataan memang demikian tapi—banyak sekali buku
hijau yang memenuhi seisi rumah saat aku mencobanya dan untunglah saat itu Aunt
Petunia dan Uncle sedang membawa Duddley untuk check up kondisi berat badannya
itu… Tapi buku itu tidak ada diantara semuanya..”
Ron tampak bertopang dagu sejenak sebelum akhirnya
mengeluarkan sebuah ultimatum—Eh?—Maksudnya jawaban yang sama sekali tidak
terduga untuk seorang Weasley seperti Ron mengatakannya “Well—Kau bisa mengecek
atau mencari nama pengarang buku itu kalau kau membacanya pasti dibagian bawah
kata pengatar buku ada tulisan nama pengarangnya, kan Mate?..”
Tring!
Tring! Tring!
Harry
berpikir sejenak—Kalau FanFic sama kalau dikaitkan dengan Novel atau sejenis
buku lainnya maka pasti tentunya didalam FanFic juga memuat keterangan Nama
Pengarang dari Fic tersebut untuk memudahkan para Pembaca kalau mereka lupa
judul suatu Fic yang pernah mereka baca—Jika mengetahui nama Pengarang tentunya
akan sangat mudah untuk mencari Fic yang dikehendaki—BRILIANT!! Kenapa hal ini
baru bisa dipikirkan oleh Harry sekarang? Oh well—Daripada itu ia harus
berterima kasih kepada Ron yang sudah memberitahukannya hal ini..
“Terima Kasih, Ron!! Kau memang benar-benar sahabat
yang hebat yang pernah kumiliki!! Aku jadi tertolong!” ucap Harry semangat
sambil menepuk-nepuk bahu Ron yang hanya bisa manggut-manggut saja—Kemudian
tanpa basa-basi lagi Harry langsung berlari kearah lain dari tujuan awal mereka
yang ingin sarapan di Great Hall
“Harry! Kau mau pergi kemana? Arah Great Hall ke
sebelah kiri~” ucap Ron mengingatkan sambil menunjuk belokan ke arah kiri
sedangkan Harry malah berlari ke arah yang sebaliknya.
Harry menggeleng “Aku tidak merasa lapar saat ini..
Aku akan pergi ke suatu tempat dulu sebelum kelas dimulai~ Katakan itu pada
Hermione nanti…” sahut Harry kemudian berlari pergi
Dilain pihak Ron yang ditinggalkan hanya bisa memiringkan
kepala melihat kelakuan aneh dari sahabatnya yang satu ini—Apa yang dia
katakana tadi salah? Atau malah benar? Kenapa reaksi Harry jadi seperti seakan
ia baru saja mendapatkan kuci jawaban terbesar di dalam permasalahannya yaitu
tentang sebuah—BUKU!!? Oh well, Ron—Masih banyak yang belum kau ketahui~
Harry melangkahkan kakinya sedikit lebih cepat
sambil mencari tempat yang nyaman untuk memulai ekspedisi barunya menjelajahi
Internet—pada akhirnya iapun memilih untuk duduk bersantai di halaman di bawah
pohon besar yang rindang, kelas akan dimulai 30 menit lagi dan waktu 30 menit
itu sudah cukup baginya untuk mencari sesuatu yang ia perlukan, maka tanpa
membuang waktu lagi—Harry mengeluarkan handphone-nya
kemudian mulai mencermati jendela FanFiction yang masih terbuka di Web
Browsernya sampai akhirnya ia menemukan apa yang ia cari.
Search:
Story/Author
References:
·
Fandom:
Anime/Book/Cartoon/Misc/etc
·
Preference:
Title/Summary
·
Settings:
New Story/Update/New Cross Over/Update Cross Over
Harry kini tampak bertopang dagu seperti sedang
menghadapi soal tersulit di dalam tes—Apa yang sedang dipikirkannya?
“Hemm… Kalau tidak salah… nama Author Fic yang
kemarin… FanArtCrazy atau CrazyFanArt??” gumamnya sambil mencoba
untuk mengingat-ingat
Harry hanya menggelengkan kepalanya karena
pemikirannya saat ini masih buntu sehingga ia hanya mengetik nama yang sesuai
dengan bayangan di otaknya—berharap nama Author tersebut dapat ditemukan.
Search:
FanArtCrazyxXx
*Result
for FanArtCrazyxXx*
Author:
xXxCrazy_FanArtxXx (30 Ficition created)
Click
for view xXxCrazy_FanArtxXx profile
“Yess!! Ron—Kau memang sahabat yang dapat
diandalkan!” ucap Harry kegirangan melihat hasil search-nya yang pada akhirnya
menampilkan apa yang ia cari, kau memang patut bersyukur Harry—Well, dengan
semangat menggebu-gebu akhirnya Harry meng-klik pilihan untuk melihat profil
lengkap si penulis Fic tersebut dan mulai menganalisis seluruh Fic yang
dibuatnya—ia ingin membaca Fic yang kemarin ia lihat…
Harry
Potter; Searching for Love
Author:
xXxCrazy_FanArtxXx
Summary:
Harry
sangat membenci hidupnya ini—Ia berpikir setelah mengalahkan Voldemort hidupnya
ini sudah bukan apa-apa lagi, Ia sangat menderita dan kesepian menjalani
hari-harinya di Hogwart—Ia benci harus
bersandiwara layaknya orang bodoh, Satu hal yang bisa ia lakukan adalah…
Mencarikannya seseorang yang menyanyanginya, layaknya kekasih atau semacamnya…
Apakah Harry bisa menemukan cinta yang ingin ia cari?
Click
to View Fiction
Mata Emerald-nya kini berkilat-kilat melihat Summary
Fic yang kemarin ia lihat—dengan semangat yang tidak dapat padam lagi, Harry
segera mengklik untuk membaca lebih lanjut Fic tersebut—Menunggu proses data
yang terbilang sedikit lambat mulai membuat Harry geregetan lantaran waktunya
untuk bisa menikmati/membaca Fic ini hanya tinggal 20 menit saja…
“Ayo cepat—cepat—cepat…” rapal Harry sambil
memelototi handphone-nya itu seakan
mengatakan kalau tidak cepat ia akan segera mengutuk handphone ini dengan tongkat sihirnya segera—ehemm—sebegitu
penasaran banget yah?
Akhirnya, Tampilan Fic sudah seluruhnya terbuka dan
kini yang Harry lakukan hanya melihat rentetan huruf yang ada di hadapannya dan
sedikit terkesima lantaran Author si penulis cerita ini cukup mengetahui banyak
tentang dirinya dan apa asal-usulnya, Darimana mereka bisa tahu semua itu?
Bahkan sampai ke hari ulang tahun dan data-data pribadi mengenai hidupnya—Aneh,
itulah pemikiran utama sang Harry Potter saat matanya kini sedang terfokus pada
sebuah paragraph…
Di
hari yang cerah ini, Harry yang merasa malas untuk memasuki kelasnya berniat
untuk membolos dengan duduk di bawah sebuah pohon besar di Halaman sekolah
Hogwarts—Tidak akan ada siapapun yang mengetahuinya disini karena hampir
seluruh siswa kini masih berada di Great Hall menikmati hidangan sarapan pagi
mereka sebelum mengikuti kelas, sedangkan Ron dan Hermione? Well, mungkin
mereka akan menyiapkan sederet pertanyaan menyangkut keabsenannya hari ini—Tapi
Harry tidak peduli, Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri saat ini dan ia tidak
mau diganggu… Matanya kini terfokus ke pemandangan di sekitarnya—
Harry mengerjapkan matanya kemudian memandang di
sekitarnya, Lokasi dimana ia berada sama persis dengan latar yang terdapat di
dalam Fic yang dibacanya—Creepy,
itulah yang dipikirkan Harry saat ini… Apa ini hanya kebetulan semata saja?
Harry mengangkat bahu “Setting tempatnya mungkin
sama tapi aku tidak membolos seperti apa yang dikatakan di dalam cerita…”
gumamnya sambil kemudian lanjut membaca
Andaikan
Perang itu tidak ada sejak awal—Mungkin saja kini Kepala Sekolah Dumbledore
yang dulu ia kagumi itu masih ada disini mengawasi Hogwarts seperti yang biasa
ia lakukan…
Tapi
semua kini sudah berubah—Takdir yang sudah terjadi tidak dapat diubah kembali
karena hanya akan mengubah alur waktu yang akan terjadi di Masa Depan nanti…
Guru Ramuan yang selalu ia benci selama ini ternyata merupakan orang yang
peduli akan dirinya sejak lama dan Harry merasa menyesal akan pemikirannya
terhadap Proffesor Severus Snape, Kenapa ia tidak mempercayainya sejak awal?
Mungkin semuanya akan berubah dan Proffesor Snape akan bisa mengajar kembali di
Kelas Ramuannya sekarang… Kenapa ia hanya bisa mengetahuinya di saat terakhir
saja?
Terlalu
larut dalam pemikirannya Harry tidak menyadari adanya seseorang yang kini
berdiri tepat di depannya—Ia bahkan tidak terlalu menganggap sosok yang berdiri
di depannya itu lantaran Mata Emerald-nya kini sudah di selimuti oleh kabut…
kabut penyesalan…
“Potter!!...”
—
“Potter!!”
Harry tersentak kaget dan langsung menatap kearah
suara di depannya itu sambil meruntuk kesal kepada seseorang yang sudah
memanggilnya disaat-saat ia sudah berada di pokok cerita Fic yang sedang ia
baca ini—Pemuda dengan iris mata Abu-Abu itu dengan rambut pirang ditata bak
gaya artis terkenal—Oh, Harry tahu siapa dia, tidak perlu dipertanyakan lagi
siapa pemilik suara yang sangat menyebalkan seperti ini yang barusan
memanggilnya yang sedang seru-serunya membaca Fic…
Harry membalas dengan tatapan tajam “Apa maumu,
Malfoy…” ucap Harry
“Ck, Jadi ini yang dilakukan si Anak Emas setelah
berhasil mengalahkan Voldemort—Bolos demi memainkan sebuah peralatan Muggle
rendahan… Benar-benar…” ucapnya membalas dengan nada mengejek
Meskipun keluarganya berasal dari kalangan
Death-Eaters, Draco Malfoy—Nemesis Harry Potter ini justru memiliki Peran Ganda
dalam Peperangan Dunia Sihir lantaran ia secara diam-diam berhasil
menghancurkan sedikitnya 4 buah Horcruxes selama ia menjadi kaki tangan
Voldemort (a/n: Author ngarang soal yang ini, maklum yah…) sehingga Para
Kementrian Sihir tidak mengenai Keluarga Malfoy hukuman karena sudah menjadi
Kaki tangan dari Voldemort itu sendiri dan kini mereka sudah terbebas dari
ancaman penjara Azkaban menjadi Keluarga Penyihir yang bebas tanpa adanya
kekhawatiran sedikitpun—satu hal yang tidak berubah tentunya setelah Perang
berakhir yaitu keduanya masih saja tetap menganggap satu sama lain musuh!
Harry yang mendengar kata bolos keluar dari mulut
Draco barusan mengerutkan alis “Hah? Bolos…?” ucapnya menyahuti dengan tampang innoncent yang tidak tahu apa-apa
Draco menggelengkan kepala “Kau memang bodoh seperti
biasa, Potty—Jam pelajaran sudah lewat 10 menit yang lalu! Kau sama sekali
tidak sadar rupanya…”
Di
hari yang cerah ini, Harry yang merasa malas untuk memasuki kelasnya berniat
untuk membolos dengan duduk di bawah sebuah pohon besar di Halaman sekolah
Hogwarts….
Kalimat yang ada di dalam Fic tadi menjadi
kenyataan—Dia berada di Halaman, di bawah pohon besar dan… Bolos? A-Apa Fic ini
dibuat dengan menggunakkan sihir sehingga pembacanya juga memiliki pengalaman yang
sama dengan apa yang ditulisnya—Mana mungkin!!
“Lalu… Apa urusanmu datang menemuiku Malfoy,
Bukankah kau senanh mengejekku dan menyebarkan gossip ‘Si-Anak-Emas Gryffindor
yang sudah bersikap bak seorang Pahlawan seenaknya bolos untuk bermalas-malasn
di Halaman Hogwarts’…” ucap Harry
Draco bertopang dagu “Hmm.. Sepertinya menyenangkan
melihat penderitaanmu setelah aku menyebarkan issue ini…” ucapnya diikuti
dengan seringaian khas Malfoy yang kerap membuat Harry naik darah sehingga
menyebabkan keduanya saling berkelahi
‘Dasar si
Pirang sialan!!...’ gerutu Harry dalam hati
“Tapi…” ucap Draco memulai “Bersyukurlah hari ini
adalah hari keberuntunganmu, Potter… Kalau bukan karena tugas dari Proffesor
Sybill aku pasti akan membiarkanmu disini…” ucapnya sambil menunjukan kertas
perkamen dari dalam sakunya dan Harry melihat apa yang tulisan yang tertera di
dalamnya;
Kelas
Ramalan
Mr.
Potter & Mr. Malfoy
Meramalkan
20 Ramalan Keuntungan dan 20 Ramalan Kesialan yang akan terjadi di Masa Depan
nanti. Tugas akan dikumpulkan Lusa dengan keterangan lengkap, gunakkan pikiran
hati kalian di dalam bola Kristal dalam melakukan Ramalan.
Jika
terlambat mengumpulkan maka;
POIN
akan dikurangi
NILAI
F- tanpa pengecualian
SANKSI
Tugas akan disampaikan langsung!!
Tertanda:
Proffesor
Sybill Patricia Trelawney
Harry membelalakan mata tidak percaya—DIA dan
MALFOY!! KERJA SAMA!! WHAT!!
“Sudah jelas sekarang, Potter!...” ucap Draco
berhasil membuat Harry tersadar dari acara shock-nya “Karena aku tidak mau
melakukan tugas ini sendirian sementara kau bermalas-malasan… Sekarang cepat
bangun dan mulai bekerja!” perintahnya
Harry mendengus kemudian beranjak berdiri “Jadi—Apa
ini artinya seorang Malfoy sepertimu takut mendapatkan hukuman karena tidak
mengerjakkan tugas?” ucap Harry iseng
“Huh—Kau pikir aku sepertimu, Potty yang bodoh?... Aku
tidak mau nilai-nilai sempurnaku selama ini menjadi merah lantaran hanya tugas
bersama Potter si Anak-Pemalas-Gryffindor…” ucapnya dengan tenang sama sekali
tidak mengoreksi perkataannya lagi karena MEMANG diperuntukkan untuk mengejek
Harry “…Dan satu lagi, jauhkan benda Muggle aneh itu dari pandanganku selama
kita melakukan Tugas, Mengerti!”
“Yah-Yah…” sahut Harry tidak meminati tapi tetap
memegang handphone miliknya sambil
mengikuti langkah Malfoy di depannya sampai akhirnya “N-Ngomong-Ngomong kita
akan kemana?..” tanya sedikit bingung kemana arah Draco melangkah saat ini
“Sudah jelas ke Slytherin Common Room… Memangnya aku
sudi bersama para Gryffindor itu diruanganmu…” sahut Draco
‘Dasar, Pirang
sok!! Kalau bukan karena tugas aku tidak akan sudi mengikutinya—Pikirkan Harry…
kau harus sabar mengikuti permainan si Malfoy sombong ini demi mendapat nilai
bagus dalam tugas kali ini selanjutnya kemudian kembali ke Ruangan Gryffindor
dan melanjutkan membaca—Yah, Membaca!! Kenapa begitu banyak gangguan yang
menimpaku hari ini!!’ runtuk Harry kesal di dalam hati kembali mengikuti si
Pangeran Es Slytherin itu di belakang menuju Slytherin Common Room—Wetzz, bukan
Harry namanya kalau dia tidak bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk
melanjutkan acara Bacanya kembali…
“Potter!!”
Sebuah
suara kini memanggilnya dengan nada sedikit agak tegas—Harry menegakkan
kepalanya menatapi sosok yang berdiri di depannya saat ini, Rambut pirang dan
Mata Abu-Abu kini tengah menatapnya…
“Apa
maumu kali ini… Malfoy…” ucap Harry tidak berminat untuk berbicara dengan lawan
bicaranya kali ini
Terlihat
Draco saat ini tengah merapikan surai rambut pirangnya sebelum kemudian
menyahuti ucapan Harry “Seorang anak emas sepertimu yang sudah dianggap sebagai
pahlawan dunia kini malah bermalas-malasan…”
Harry
memalingkan wajahnya “Memangnya apa pedulimu sekarang, Malfoy! Pergilah sebelum
aku menghajarmu menjauh dariku…”
“Huh—Reaksi
yang bagus dari seorang Harry Potter si-Anak-Emas…” sahut Draco “Lagipula… Aku
kesini bukan karena aku merasa peduli padamu…” tambahnya lagi
“…”
Harry diam tidak menjawab
Draco
memandangnya sebelum kemudian menghela napas “Perang sudah berakhir, Potter…
Tidak ada gunanya kau menyesali apa yang sudah terjadi…” ucapnya yang kemudian
disusul oleh tatapan tanda tanya oleh Harry, sambil mengangkat bahunya Draco
kemudian meneruskan “…Perkataanku memang benar sesuai fakta, ternyata…”
“Menyesal--…”
ucap Harry mengulangi “Aku sama sekali tidak menyesali apapun! Asal kau tahu
saja Malfoy—Aku, Harry Potter Si-Bocah-Yang-Hidup…dua kali! Perang sudah berakhir
dan Voldemort sudah mati! ….. Aku menang, Aku melakukan apapun yang
diperintahkan orang-orang itu, dan aku merasa seperti seorang yang bodoh! Aku
seorang pahlawan. Seorang anak emas… Para Reporter di Daily Prophet bahkan
menuliskan hal-hal baik tentangku di surat kabar. Aku seorang pemenang dan
sekarang aku merasa layaknya orang yang Gagal—Gagal karena aku tidak bisa
melindungi orang-orang yang berarti selama perang berlangsung, Kehilangan
orang-orang besar seperti mereka…” ucap Harry lantang kini sambil menundukkan
wajahnya memandang tanah “Aku seorang pemenang tetapi aku merasa seperti orang
yang sudah kehilangan segala yang aku punya…” tambah Harry lagi sambil tertawa
pelan untuk menutupi kesedihannya
Draco
hanya memandangi Harry yang kini sedang tepuruk—mengamati keadaan Harry saat
ini yang mungkin tampak sehat-sehat saja di luar tetapi jauh di dalamnya, Ia
terlihat rapuh—sangat—sangat rapuh… Bisa saja Draco menyebarkan issue ini
kepada semuanya untuk menghancurkan reputasi Pahlawan-sepanjang-masa ini..
Tetapi sesuatu dihatinya merasa tidak begitu rela untuk melakukan itu semua…
“…Kau
berkata demikian layaknya seorang pengecut Harry, Kau lemah—Seharusnya kau
melihat ke depan bukannya memandang kembali ke belakang… Kau masih memiliki 2
sahabatmu itu…” ucap Draco kemudian baru menyadari satu hal
Harry
mengangkat kembali kepalanya “Kau… Memanggilku… Harry?”
Draco
meruntuki ucapannya barusan—Kenapa ia tanpa sadar memanggilnya Harry? Bukankah
ia selalu memanggilnya dengan nama belakangnya saja atau nama aneh yang
digunakan untuk mengejeknya.
“…Kenapa
kau memanggilku Harry…” ucap Harry kembali mempertanyakan hal yang sama
Draco
memalingkan wajahnya “Bukan urusanmu… Terserah nama apa yang aku ucapkan untuk
memanggilmu…” ucapnya kemudian berniat meninggalkan lokasi tidak ingin
ditanyakan lebih lanjut soal ini
Harry
hanya menatap Draco dengan tatapan penasaran sebelum kemudian tersenyum “Terima
kasih, Draco… Untuk sesaat tadi kau sudah mengatakan hal yang benar—dan… Terima
kasih kau sudah… menghiburku…”
Draco
hanya bergumam sebelum kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Harry di
belakangnya—Perang memang sudah berakhir dan banyak sekali hal yang sudah
berubah… termasuk hubungannya kini dengan Draco Malfoy, mungkin mereka bisa
menjadi sahabat? Mengingat barusan mereka saling memanggil dengan nama akrab
mereka dan tidak biasanya Draco menunjukkan sifat lembutnya di depan Harry
tadi—Mungkin pemandangannya tentang Draco salah selama ini, Mungkin sebenarnya
Draco adalah orang yang baik hati di dalam lubuk hatinya—
To
Be Continue
Next
to Chapter 2
Draco…
Draco Malfoy…
Si Pirang Sialan itu…
ORANG YANG BAIK HATI—WHAT!!
DHUAK!!
Tanpa
menyadari langkahnya berjalan lantaran terlalu focus dengan ucapan paragraph di
Fic itu dengan tidak elitnya Seorang Harry Potter menubruk pilar yang terbuat
dari marmer yang ada di depannya dan kini terduduk diatas lantai batu sambil
memegangi dahinya yang terantuk barusan—Sebegitu mengagetkannya kah?
‘Mana mungkin
si Pirang-Gila yang hanya mengakui darah keturunan penyihir murni itu, sok kaya
dan sok berkuasa ternyata ORANG YANG BAIK HATI!! Siapa sih Author ini!!
Darimana dia mendapat berita Draco Malfoy ternyata orang yang penuh perasaan!!’
protes Harry tidak terima
“Pertunjukkan yang bagus, Potter…” ucap Draco yang
sepertinya menikmati adegan Harry sesaat sebelumnya yang terantung pilar marmer
Harry mendengus kesal—Mana mungkin dia disebut-sebut
sebagai orang yang berhati baik, mulia dan yadda,yadda,yaddi di dalam Fic
barusan? Pasti Author yang menulis salah mengetik nama orang!!
“Diamlah, Malfoy!!” keluh Harry merasa terhina
dengan wajah kepuasan yang terukir dalam Draco di depannya saat ini—Harry
meraih kembali handphone-nya yang
tadi tergeletak tapi untungnya tidak lecet sedikitpun, lebih baik ia
melanjutkan cerita Fic aneh ini nanti karena meskipun terkesan aneh Harry masih
penasaran dengan lajutan ceritanya plus ia tidak mau mempermalukan dirinya
dihadapan seorang Draco Malfoy untuk kedua kalinya… Pelan-Pelan Harry beranjak
berdiri dari tempatnya kemudian merapikan jubahnya dan pakaiannya yang lusuh
akibat terjatuh tadi.
Tanpa disadari olehnya yang sibuk merapikan
seragamnya, Draco berjalan mendekati Harry..
“Hei, Potter…” panggilnya
“Apalagi kali ini, Malfoy! Kau masih belum puas
menertawakanku..” sahut Harry emosi menyahuti perkataan Draco dan baru
menyadari jarak diantara keduanya sangat dekat “K—Kau mau apa, Hah?...” ucapnya
waspada takut-takut Draco memantrainya dengan sihir aneh apapun itu
Draco hanya menggeleng kemudian menunjuk dahi
Gryffindor tersebut—Harry hanya menatap arah yang ditunjukkan jari Draco itu
sebelum memegang dahinya sendiri dan merabanya kemudian meringis kesakitan
lantaran insiden menabrak pilar tersebut kini sudah membuat dahinya berwarna
merah dan terasa sangat sakit kalau dipegang—Tapi apa maksudnya?
“… Ayo cepat jalan, Potty!” ucap Draco berbalik
“Setelah sampai nanti kau harus mengompres luka memarmu itu…” tambahnya
Harry mengerjapkan matanya berusaha memproses ucapan
Draco barusan—Dia menyuruhnya untuk mengobati luka di dahinya ini setelah
sampai di kamarnya? Di Slytherin Common Room nanti? Bukan hanya itu
saja—Draco—Draco menawarkannya untuk mengobati lukanya di Ruangan
Asramanya!!—HAH!! T—Ternyata… yang dikatakan Fic itu BENAR? Draco Malfoy
benar-benar orang yang baik hati bukan seorang yang kejam dan selalu
bersenang-senang di atas penderitaan orang lain seperti pemikirannya—MERLIN!!
FANFICTION!! SEBENARNYA SIAPA YANG MENCIPTAKAN SITUS ITU!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar