Sabtu, 16 Februari 2013

Harry Potter Discovered Fanfiction Chap 3



Chapter 3: Discussing—Or—Fighting?

Here we go again for—Saat ini keduanya, baik Draco maupun Harry kini berada di dalam Slytherin Common Room, Markas para Anak-Anak penyihir yang terkenal dengan sifat angkuh mereka yang sebagian besar termasuk golongan penyihir berdarah murni yang sangat mereka banggakan tentunya ditambah lagi—Siapapun pasti tahu kalau Slytherin adalah musuh Gryffindor seumur hidup, entah mengapa bisa terjadi demikian yang mungkin disebabkan karena perbedaan dari pemikiran kedua Asrama ini.
Memasuki wilayah musuh seorang diri tentunya membuat Harry sedikit gugup dan merinding karena pasalnya mereka—Dia dan Draco—ditatap oleh seluruh mata penghuni Asrama! Bayangan tentang ada seorang yang berniat mengerjainya membuat Harry menelan ludah berusaha untuk waspada, Ia tidak mau terjadi sesuatu yang buruk disini apalagi kalau dirinya sendiri yang harus berhadapan dengan semua penghuni Asrama ini—Play safe aja ya, Harry~
Memang semua pandangan tertuju kepada dua orang itu karena Semuanya tidak menduga bahwa seorang Draco Malfoy—Head Boy—Juga Slytherin Ice Prince itu membawa seorang Gryffindor, terlebih lagi seorang Harry Potter yang adalah Musuhnya sejak tahub pertama di Hogwarts ke dalam Asrama!—Ini!—INI BERITA BESAR!~ Mungkin saja para siswi yang melihat ini saling berbisik-bisik tentang kemungkinan keduanya kini sudah berdamai atau apalah itu karena mereka sudah sekian lama menghabiskan waktu mereka dengan Argument yang tidak berguna dan saling melemparkan sihir satu sama lain dulu.
Ingatkan aku untuk tidak akan pernah—koreksi—SAMA SEKALI TIDAK AKAN PERNAH mau mengkuti seorang Malfoy ke Asramanya dengan alasan mengerjakan tugas yang sama saja artinya dengan—BUNUH DIRI~’ keluh Harry dalam hati ‘Merlin—Kenapa mereka menatapku seperti itu…’ tambahnya lagi merasa tidak nyaman dengan seluruh tatapan yang ditujukan padanya kemudian melihat punggung Draco yang berjalan di depannya sambil mendengus pelan.
Keduanya menaiki tangga dan sempat melewati beberapa siswa Slytherin lain—Harry bisa merasakan mereka memandangnya begitu berpapasan dengan matanya, Harry menggeleng kepala berusaha mengacuhkan yang ada di sekelilingnya dan juga atmosfir di Asrama Slytherin ini sampai keduanya berhenti di sebuah pintu besar di depan mereka yang terbuat dari pohon oak yang penuh dengan ukiran menambah kesan estetik—di ukiran tersebut terdapat sebuah Kristal berwarna Hijau, Kristal yang semula redup itu perlahan-lahan mulai bersinar begitu Draco mendekati pintu itu—Harry menaikan sebelah alis, ia tidak mengikuti Draco dan memilih untuk tetap berdiri di tempat ia berada saat ini merasa ia akan aman-aman saja kalau berada disini. Harry dapat melihat Draco membisikan sesuatu kepada Kristal itu—semacam kata kunci mungkin, dan setelahnya pintu itu mulai terbuka dengan lebar untuk membiarkan keduanya mengakses ruangan yang dijaganya.
“ Cepat masuk kedalam, Potter…” ucap Draco memerintah pada Harry dibelakangnya untuk mengikutinya masuk kedalam ruangan
Harry mendengus sambil membatin di dalam hati sebelum mengikuti si pirang Slytherin itu memasuki kedalam ruangan dan setelah kakinya menginjak ruangan tersebut, dengan otomatis pintu tadi menutup dengan sendirinya (a/n: kayak pintu yg di supermarket itu lho yang buka tutup sendiri, modelnya sama kayak yang ini—Plak!!)
“….” Harry diam beribu triliyun kata melihat pemandangan di depannya—Kenapa demikian?
Ini Kamar?—Itulah pertanyaan yang langsung terlintas di pemikiran Harry yang mengerjapkan matanya ngak percaya pasalnya Kamar seorang Slytherin yang bernama lengkap Draco Lucius Malfoy ini tampak seperti KAMAR HOTEL dibandingkan dengan kamar-kamar siswa lainnya—Ruangan yang luas seluas kamar yang dihuni 7 orang atau lebih, Rak buku yang besar, Bar Mini (?), Ranjang ukuran kig-size, berbagai macam perlengkapan dan alat-alat sihir tertata rapi juga gulungan-gulungan perkamen yang ada di atas meja, ruangan kamar mandi pribadi juga ada bathtub yang luas dan shower, sofa-sofa yang empuk dan mewah berwarna hijau dan juga perapian di depannya—Dipastikan Lucius sudah membayar mahal untuk memfasilitasi anaknya ini di dalam Asrama, Seperti yang dikatakan ‘MONEY can give you everything you want’…
“Hoi, Potter! Sampai kapan kau mau berdiri disana!” sahut Draco yang kini sudah duduk di sofa miliknya “Cepat kemari, Scarhead… Aku tidak punya waktu meladeni dunia fantasimu itu…” tambahnya lagi
“…Ck, Apa maksudmu dengan ‘dunia Fantasimu’ Malfoy!” sahut Harry kesal menghampiri Draco sebelum kemudian duduk di sofa yang berseberangan dari si pemilik
“Kau pikir aku tidak tahu kau melihat ruanganku dengan mata aneh kaca matamu itu heh?..” sindir Draco “…Akui saja kau iri, Potty~”
Twitch!
Belum sempat Harry memprotes, Draco mengayunkan tongkatnya dan mengarahkannya kea rah rak buku diseberang ruangan—Beberapa buku tebal bervariasi kini melayang dan menghampiri dimana keduanya berada, 2 buku tebal kini berada di pangkuan Harry sementara sisanya berada di tempat Draco. Harry menaikan alis menyelidiki buku-buku dipangkuannya itu yang adalah buku-buku tentang teori-teori ramalan dan cara mudah meramal menggunakkan konstelasi bintang dan garis planet.
“Dengar Potty—Aku tidak punya waktu mengurusi ucapanmu saat ini…” ucap Draco memulai “Karena sudah sangat buruk aku harus menerimamu sebagai partner tugas ini…” tambahnya lagi
Harry menggumam “…Jauh lebih buruk harus berpartner dengan seorang Slytherin rambut pirang dengan gaya rambut aneh, sok kaya, sok pintar dan yadda yaddi…”
Draco tidak terpengaruh sama sekali “Terserah, Potter... Lakukan tugasmu mengurusi 20 Ramalan buruk sementara aku mengurus yang lainnya—“
“Bukankah kita perlu Bola Kristal untuk melakukan ramalan seperti yang ditulis di kertas, Malfooy…” sahut Harry sambil menunjukkan 2 buku tebal di tangannya kini
Draco memutar bola mata sebelum kemudian mengayunkan tongkatnya memanggil Bola Kristal yang terpajang aman di dalam lemari kaca yang mahal ke atas meja “Kau akan membayar mahal kalau kau memecahkan bola Kristal itu Potty…” Ancam Draco
“Yah—Yah…” sahut Harry tidak berminat kemudian mengambil sebuah kertas dan beberapa alat tulis sementara Draco dilain pihak hanya duduk sambil membaca bukunya saja—Bukannya seharusnya dia juga bekerja mengerjakkan tugasnya?
Cih… 20 Ramalan buruk?—Coba kita lihat… huh? Aku bakhkan tidak mengerti apa yang dikatakan bintang bintang di Bola Kristal ini—Hah? Bintang tidak mengatakan apa-apa Harry!! Ugh—Konstelasi bintang?, Apa itu konstelasi Big Bear??—Ah, bukan-bukan… mungkin Virgo? Pisces? Argh!!’ batin Harry memandang bola Kristalnya mendekat memperhatikan dengan serius apa yang ditunjukkan bola Kristal itu padanya ‘Okay—Ini tidak akan berhasil… kenapa aku memilih kelas Ramalan yang menyusahkan… siapa yang peduli ramalan?—Ckckck…’
Dan sesuatu langsung mengenai pemikiran Harry yang tiba-tiba langsung dihujam sebuah Ide jenius—Tugas selesai berarti ia bisa kembali ke Asrama dan melanjutkan aktivitas FanFictionnya, cara menyelesaikan tugas dengan cepat? Tentu saja dengan mengarangnya! Prof. Trelawney tidak akan bisa menentukan perbedaannya—Ide yang sangat bagus Harry!! Maka setelah setuju dengan hasil Musyawarah otaknya, Harry meraih pena miliknya dan mulai menulis di kertas perkamen miliknya dengan semangat—semangat untuk segera bebas dari sini…
20 RAMALAN KESIALAN YANG AKAN TERJADI
Oleh: Harry James Potter
1.      Seseorang akan mendapat Hukuman Detensi
2.      Menjadi Partner dari ORANG MENYEBALKAN yang pernah hidup di DUNIA
3.      Sesuatu mengejutkan terjadi jika berjalan menuju arah Tenggara
4.      Seorang berambut Pirang akan mendapat nilai merah pada setiap TEST
5.      Seseorang berambut Pirang akan mendapatkan rambutnya berwarna PINK dikeesokan harinya
6.      Seseorang berambut Pirang akan terpeleset jatuh memalukan di muka umum
7.      Seseorang berambut Pirang akan terjatuh saat menaiki sapu terbang
8.      Seseorang berambut Pirang akan tersedak waktu minum teh
9.      Seseorang berambut Pirang akan tertimpa batu entah darimana asalnya
10.  Seseorang berambut pirang akan sakit flu-akut selama 1 bulan
11.  Seseorang berambut Pirang akan terkena ramuan guna-guna
12.  Seseorang berambut Pirang akan jatuh tenggelam di danau Hitam
13.  Seseorang berambut Pirang akan diculik oleh sekelompok Duyung ke dasar Danau
14.  Seseorang berambut Pirang akan dijadikan makan malam seekor Naga
15.  Seseorang berambut Pirang akan dipaksa Myrtle untuk berkencan di Kamar Mandi
16.  Seseorang berambut Pirang akan dipaksa menjadi pacar seorang bernama Pansy
17.  Seseorang berambut Pirang akan dipaksa menjadi budak Siren
18.  Seseorang berambut Pirang akan terkena ledakan saat Kelas Ramuan
19.  Seseorang berambut Pirang akan di jadikan makan malam Laba-Laba raksasa
20.  TERAKHIR, Seseorang berambut Pirang akan dijadikan mascot HOGWART dalam kostum Ayam memalukan!!
(a/n: Terlalu minad untuk mengarang yah? Hehehehe—Semoga Author masih sempet hidup setelah yang satu ini)
Harry melihat hasil pekerjaannya dengan tenang sambil mengangguk-anggukan kepalanya—Mengarang itu memang sangat mudah dan praktis ditambah lagi kalau kau punya obyek yang bisa dijadikan bahan karanganmu ini—Harry James Potter, Kau memang orang yang jenius tidak ada duanya Hehehe…
“Baiklah, Aku sudah selesai!!” ucap Harry dengan bangga sambil beranjak berdiri “…Tidak sepertimu, Malfoy—Aku bisa mengerjakan Tugasku tanpa ada halangan dan tentunya dengan waktu yang sangat singkat…” ucapnya lagi
Draco menutup bukunya “Oh… Apa benar begitu, Potter?—Jadi kau mencoba mengatakan kau sudah menjadi jenius sekarang…” ucapnya sambil meraih kertas yang di genggam Harry menggunakan tongkatnya kemudian dengan tenang dan santai ia membacanya “…Hemm, Mari kita lihat hasi pekerjaan yang dikerjakan oleh Anak Emas yang satu ini selama kurang lebih 20 menit…” gumamnya mengecek kertas Harry
Hemmm…
Hemmm…
Hemmm…
Hemmm…
Pulang—Pulang—Pulang!! Cepat biarkan aku pergi dari sini MALFOY!! Tch…’ gerutu Harry ingin cepat-cepat untuk selanjutnya pergi dari Asrama dan Ruangan ini
Draco meletakan kembali kertas tersebut diatas bukunya kemudian menatap Harry dengan tatapan datar tapi sebenarnya menyimpan ekspresi gelap di dalamnya seakan mengatakan ia akan berada dalam bahaya sebentar lagi, “Well, Potty—Kerja yang bagus…” ucap Draco mengawali ucapannya menatap tajam Harry dengan mata Abu-Abu miliknya “Kecuali kau lupa menuliskan 1 hal di tugas laporanmu itu…”
Harry menaikan alis heran “A-Apa maksudmu Malfoy, tugasnya mengatakan 20 Ramalan Kesialan—Bukan 21 Ramalan Kesialan…” sahut Harry
Draco memasang seringaian mengerikan “Huh?—Benarkah… Baiklah aku yang akan menambahkannya untukmu jika kau masih belum menyadarinya…” sahut Draco sambil mengambil pena bulu miliknya dan kemudian menulid asal-asalan di kertas milik Harry “21. Seseorang berambut coklat dengan kaca mata aneh akan mendapatkan hukuman dari Seseorang berambut Pirang karena sudah mencemarkan namanya dan tidak mengerjakan tugas dengan BENAR—Anak malang itu akan dikenai hukuman yang sangat berat—hemm..”
GLEK!!—Not so Good, waktunya melaksanakan rencana B yang isinya adalah, Malfoy Marah sama dengan Kabur sama dengan Jendela yang berate Accio FireBolt kemudian kabur, Tapi…
“Jangan kau pikir kau bisa kabur, Potter!!” sahut Draco begitu melihat Harry yang kini sudah bersiap-siap dengan ancang-ancangnya melesat menuju jendela untuk kabur, Draco mengayunkan tongkatnya dan mengarahkannya kearah Harry
DHUAK!!
Sesuatu menarik pergelangan kaki Harry sehingga dengan tidak elitnya ia terjatuh tersungkur ke lantai—Dua kali ia sudah terjatuh dan membenturkan kepalanya kali ini, dia menatap tajam benda yang saat ini melilit pergelangan kakinya yang ternyata adalah sulur tanaman rambat, si Malfoy sialan itu…
“Sekarang kau tidak bisa pergi kemana-mana lagi, Potter—Tanaman itu sudah kuberi sihir khusus untuk tidak melepaskan cengkraman mangsanya…” ucap Draco
Harry menggeram “Lepaskan aku, Malfoy—Atau kau…”
“Apa?—Menyihirku? Mengutukku dengan mantra kutukan?... ckckck…” ucap Draco sambil menunjukkan tongkat Harry ditangannya—sepertinya ia sudah berhasil mengambilnya saat Harry terjatuh tadi, benar-benar brilliant dari pemikiran seorang Malfoy.
Harry ternganga tidak percaya melihat tongkatnya kini sepenuhnya beradai di genggaman kekuasaan Malfoy—Saat ini kesempatan dan peluangnya untuk kembalik ke Asrama miliknya adalah 0 dan—DRACO MALFOY ITU SEORANG IBLIS BERMUKA DUA!! SIAPA YANG MENGATAKAN DIA ORANG YANG BAIK HATI!!—HELL!!...Baiklah penulis Gila yang mengatakan Draco Malfoy baik hati ramah tamah dan sebagainya—Aku akan menghujam beberapa protes padamu nanti!!
“Sekarang kau akan ikut denganku dan membenarkan hasil tugasmu yang salah ini, scarhead!” ucap Draco lagi kali ini menjentikkan jarinya dan sulur-sulur tersebut melepaskan pergelangan kaki Harry dan sebelum Harry dapat kabur lagi dengan kesempatan ini—Draco langsung menarik lengan Harry, menyeretnya layaknya boneka dengan santainya menuju tempat awal mereka di sofa dekat dengan perapian.
“Lepaskan taganku, Malfoy! Aku bukan peliharaanmu!!...” protes Harry yang terseret-seret dengan tidak elitnya dilantai
“Diamlah Potter, Kau pantas mendapatkannya…” sahut Draco sebelum kemudian mengikat tangan Harry di salah satu kaki sofa miliknya yang membuat Harry benar-benar seperti seekor binatang peliharaan saja kecuali kalau kau menambahkan telinga dan ekor palsu pada kepala dan celananya saat ini (a/n: dikutuk Harry)
“Sekarang—cepat selesaikan tugasmu atau kau mau terikat disini sampai pagi Potter…” ancam Draco duduk dengan tenang di sofa dekat dengan Harry sendiri untuk mengawasi pekerjaan Partnernya yang menyusahkan ini
Sepanjang Hari di Ruangan milik Malfoy ini—APA KAU GILA!! Tentu saja Harry tidak mau terjebak disini selama itu, dan pada akhirnya ia—seorang Harry Potter, dengan pasrah dan menyerah kini mengikuti semua perintah Draco Malfoy dengan mengerjakan tugasnya kembali dari awal…
“Err… Bintang… Bintang… Konstelasi… Err…” gumam Harry tidak jelas masih bergelut dengan tugasnya sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan menjadi tambah berantakan “Tch—Garis planet Jupiter dan… umm… Venus… hmmm… berarti Air… kesialan…” gumamnya lagi
Dilain pihak Draco hanya membolak-balik bukunya saja tidak mempedulikan gumaman yang keluar dari mulut Harry, sementara Harry masih terus saja menggumam yang tidak jelas dan sanga-sangat OUT of topic seperti…
“… Saturnus… berarti Saturn—berarti makan malam 2 hari yang akan datang adalah Lasagna Tuna… hemm…”
Draco memicingkan alis melirik kearah Harry, sementara Harry tidak mempedulikan dan terus kembali mengumamkan apa yang saat ini dipikirkannya sambil menopangkan dagunya berpikir—Harry, sebaiknya kau harus memperhatikan saat Prof. Trelawney menjelaskan di depan kelas nanti..
“Pluto… berarti Suram… berarti—“ ucapnnya terputus
“Potter!”
Harry memandang Malfoy dengan tatapan tajam dan juga tidak suka “Apa lagi, Malfoy…”
“Apa kau benar-benar seorang IDIOT daripada orang IDIOT—“ desis Draco sambil memandangi Harry
“Cih—Jangan mengejekku Malfoy! Aku sudah menggunakan semua yang ku punya untuk tugas terkutuk ini!” sahut Harry tidak terima “Lagipula—Kau sama sekali tidak mengerjakkan tugas bagianmu!” tambah Harry
“Heh—Kau pikir aku sebodoh sepertimu, Potty… Tugasku sudah selesai 5 menit sebelum kau menyelesaikan ‘sampah’ yang kau sebut tugas itu…” sahut Draco dengan sombongnya
“Terserah!! Jangan memprotes hasil kerjaku MALFOY!!”
“Kalau aku tidak memprotes, Potter-yang-pintar!! KAU akan menulis Lasagna Tuna di kertas TUGAS yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan apapun!!”
Lasagna Tuna itu salah satu kesialan yang akan terjadi MALFOY!!”
“DI DALAM MIMPIMU—POTTER!!”
“PIRANG SIALAN—Berhenti menghakimiku!!”
“KACAMATA IDIOT—Kerjakan tugasmu dengan BENAR!!”
“ARGHH!!”
Okay—Singkat cerita, Kedua orang ini bertengkar melontarkan ucapan-ucapan yang sama sekali tidak beraturan dan sangat keras sehingga dapat diperkirakan orang-orang yang melewati kamar Draco ataupun ruangan-ruangan sebelah lainnya pasti bisa mendengar pertengkaran mereka, Antara Harry yang memberontak dan Draco yang menentang—semuanya tidak ingin dikalahkan dan  tidak mau mengakui kekalahan, menggunakan berbagai cara untuk bisa menang termasuk dengan melempar tinta yang digunakkan untuk menulis sehinga bercecerah disekitar karpet dan sofa mahala milik Draco kemudian sepertinya karena Harry kini bisa melepaskan diri dari ikatannya acara berlanjut dengan pertengkaran lainya yaitu melempar barang-barang yang ada—Bantal, Vas, dan semua yang ada sehingga ruangan kini porak poranda layaknya kamar pengungsian korban banjir!
“…Hah… Potter—Kau..” ucap Draco terengah-engah kelelahan
“Kembalikan tongkatku Malfoy—Atau Aku akan memecahkan Kristal ini…” ancam Harry mengangkat tinggi-tinggi Bola Kristal diatas kepalanya
Mata Abu-Abu Draco kini berkilat dengan Amarah dan Wo-Ow! Draco dan Kemarahannya—sounds not good, people.. “Kalau kau berani, Potter… Kau akan menyesalinya…” sahut Draco menantang Harry sambil mengeram
“Aku tidak main-main Malfoy—Akan kupecahkan Kristal Mahal ini~” ancam Harry tidak mau kalah
“Heh—Kau seperti Wanita Potter… Kau takut melawanku ternyata…” sahut Draco memanas-manasi
“Aku bukan Wanita Malfoy!! Tarik kembali kata-katamu itu Pirang!!” sahut Harry
Draco menyeringai “ Make me, Potter…” sahutnya kemudian menerjang Harry dengan cepat sehingga kini Harry terantuk kembali ke lantai dan Bola Kristal itu bergelinding bebas menuju sisi lain ruangan tanpa luka sedikitpun “Kesabaranku sudah habis untuk meladenimu, Potter—Kau sudah merusak kamarku dan memecahkan barang-barang berharga milikku… kau tahu akibatnya…”
“Gah!! Kalau kau mau berduel—jangan jadi seorang pengecut Malfoy!! Aku akan membuatmu menyesal!!”
“Ckckck.. saying sekali aku tidak dalam mood untuk berduel dengan seorang wanita lemah, Potter…” ucapnya “Sekarang… Kau dan aku masih punya Tugas untuk diselesaikan dan karena aku tidak percaya dengan kemampuanmu… kau harus berterimakasih padaku karena aku akan membantumu…”
“Aku tidak akan pernah mau berterima kasih padamu, MALFOY!!”
~Meanwhile Outside~
“Apa yang dilakukan keduanya di dalam sana?...” ucap suara di luar sedang berbisik-bisik di depan pintu kamar Draco
“Entahlah—Kupikir mereka sedang berdiskusi?” sahut suara yang lainnya
“… Apa kau bodoh? Mungkin saja mereka sedang bertengkar—Kau tidak mendengar suara pecahan Barang-barang di dalam?...” tambah yang lain
Tiba-Tiba seorang anak kecil yang baru memasuki Hogwart di tahun pertamanya menghampiri rombongan diskusi tersebut, Anak itu kelihatannya sangat polos sehingga ia langsung berdeham dan menggoyang-goyangkan jarinya dan berdecak pelan—Pandangan rombongan diskusi itu melirik ke arahnya dengan tanda tanya besar
“Daddy bilang tidak baik, lho kalau menguping…” ucapnya dengan suara yang imut dan lucu
Bruk!! Brugh!! Brugh!!
Bagaikan ditimpa oleh batu yang sangat besar di kepala—Kelompok diskusi itu tampak bersemu merah karena malu, malu karena mereka dinasehati oleh Anak kecil tahun pertama yang berhati murni seperti ini…
“Err… K-Kami tidak menguping kok…” sahut kini Pansy membenarkan “Kami… hanya mendengarkan… bukan menguping…”
Anak kecil itu memiringkan kepala “Tapi tetap tidak boleh, Kakak… Itu perbuatan buruk.. Nanti bisa kena marah, lho…” ucapnya lagi dengan nada mengancam yang lucu karena muka dan ekspresinya yang imut itu
“Heh?—Baiklah kami tidak akan menguping lagi…” sahut Goyle pada akhirnya disertai anggukan dari yang lainnya
Seorang gadis Slytherin lainnya menepuk bahu anak kecil itu “Nah, Bagaimana kalau aku mengantarmu ke kamarmu? Mungkin kita bisa bermain bersama-sama…”
“Okeh~” sahut Anak kecil itu setuju bergandengan tangan dengan kakak kelasnya itu sementara yang lainnya menghela napas lega—Akhirnya penganggu sudah dihilangkan juga, tapi kemudian terdengar suara anak kecil itu lagi “Oh, iya… Daddy juga bilang lho, katanya kita tidak boleh menganggu privasi seseorang di kamar—Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi Daddy bilang itu lebih buruk dari menguping lho…” tambahnya lagi sebelum lanjut melangkah
Kini meninggalkan orang-orang yang masih tercengang berusaha mendengar kata-kata anak tersebut—Pasti Ayahnya orang yang TERLALU baik sehingga mengajarkan anaknya agar menjadi ORANG YANG BUDIMAN nantinya, contoh Orang Tua yang wajib ditiru…
“Heh?—Privasi dia bilang?...”
“Memangnya apa yang dilakukan Draco dan Gryffindor aneh itu di dalam—Mereka hanya mengerjakan tugas kan?”
“Tugas?—Err, Mungkin saja sesusatu yang lain?”
“Cih—Matt, terakhir kali aku mengecek Draco itu tidak tertarik sama sekali dengan seseorang bernama Harry Potter, Mereka musuh seumur hidup dan mana mungkin—!” sangkal Pansy terputus begitu mendengar suara dari balik pintu kamar Draco Malfoy
//Sudah kubilang lakukan yang benar, Potter!!//
//Diamlah, Malfoy!! Aku sudah melakukan yang kubisa!! OW!! Itu sakit pirang sialan!!//
//Itu hukuman orang IDIOT, Potter!! Sekarang lakukan yang benar!!//
//Jangan—Aow!!—Malfoy sialan!! Itu sakit bodoh!!//
Krik… Krik… Krik…
“Ha!! Sudah ku kira kan!!” sahut Blaise Zabini sambil mengacungkan jari menunjuk pintu kamar Draco “Mereka berdua pasti melakukan sesuatu di dalam!!”
Crabbe langsung menyembur dengan frontalnya “Are they—done that—inside the room??” membuat semuanya kini harus menutupi muka mereka yang memerah lantaran pikiran Rated-M kini telah mempengaruhi otak mereka—Bayang bayang apa yang terjadi dengan Harry di dalam dan juga apa yang dilakukan Draco terhadap Harry di dalam.
“Salazar—Anak itu benar! Kita harus pergi dari tempat ini sebelum terlambat!!” sahut Pansy yang tersadar dari pemikirannya kemudian langsung berlarian menuruni tangga—diikuti oleh rombongan-rombongan yang lainnya yang sudah tidak mau lagi mendengar ataupun membayangkan apa yang terjadi di dalam
~Inside The Room~
Sebenarnya apa yang ada di dalam ruangan saat itu ya?—Mari kita intip lebih jelas ke dalam ruangan Draco Malfoy yang tentunya masih berantakan dan porak-poranda saat ini, Draco tidak membersihkannya karena itu adalah tugas Peri Rumah yang mengerjakannya, Saat ini Harry duduk di lantai sementara Draco duduk diatas sofa layaknya seorang yang berstatus tinggi dan Harry sebagai budaknya berada di lantai—suatu penghinaan bagi Harry yang tertindas saat ini, salah satu tangannya saat ini sedang menggenggam bola Kristal sementara Draco yang sibuk menulis di kertas perkamennya yang sepertinya adalah tugas milik Harry yang sudah dua kali gagal dikerjakan.
“Ramalan selanjutnya, Potter!” sahut Draco
Harry mendengus sebelum kemudian memperhatikan bola Kristal “… Saturnus dan Neptunus akan sejajar, berarti… Akan ada cinta yang bersemi di suatu tempat, Malfoy…” sahut Harry ngeles
Bletak!!
“AUW~!! Berhenti memukulku, Malfoy!!” seru Harry protes mengelus kepalanya yang baru dipukul dengan buku tebal oleh Draco
“Itu cocok untuk mengajari Idiot sepertimu! Tugasmu Ramalan Kesialan—Potty!”
“Tapi itu yang dikatakan Bola Kristal Malfoy!!” sahut Harry lagi mempertahankan ucapannya
Dan… Seperti yang dilihat, setiap Harry salah melakukan ramalan—Buku melayang dikeplanya dan keduanya mulai mengoceh kembali dan acara ini terus dan terus berlanjut sampai akhirnya 20 Ramalan Kesialan tugas Prof. Trelawney selesai dikerjakan oleh keduanya.
Harry yang mendapat kembali tongkatnya dan kebebasan juga hal-hal lainnya langsung berlari keluar dari Asrama Slytherin sambil bersorak-sorai di dalam hati terbebas dari Jeruji Penjara mencekam itu sementara Draco Malfoy yang baru saja keluar ruangan harus menghadapi tatapan curiga yang dipancarkan oleh teman-temannya—sepertinya mereka ingin memastikan apa yang mereka pikirkan itu benar-benar terjadi atau tidak?
~Gryffindor Common Room~
Kembali ke Asramanya yang nyaman aman dan tentram—Harry merebahkan dirinya di sofa, Tugas dengan Malfoy pirang itu menyita banyak sekali waktu lantaran ia kembali ke Asramaya di Sore Hari—SORE!! Sudah berapa jam terlewat yang ia habiskan di Kamar si Malfoy itu? Yadda-Yadda, Waktu memang berjalan begitu cepat tanpa disadari, Harry…
“Saatnya membaca lanjutan Fic—!” ucapan Harry terputus begitu
“MATE!!”
“HARRY!!”
Seru Ron dan Hermione yang berlarian menghampirinya layaknya mereka tidak bertemu dengannya selama 1 abad—wajah keduanya tampak panic dan ketakutan seperti orang tua yang baru saja kehilangan putra mereka di tengah jalan..
“A—Apa? Ada apa dengan kalian berdua?” tanya Harry heran
“Mate!—Kau tidak apa-apa? Kau masih hidup? Kau baik-baik saja?..” sembur Ron sambil mengguncang-guncang tubuh Harry dengan panic melanda pikirannya
“Ron—Aku baik-baik saja dan untu memperjelas jawabanmu aku masih hidup…” sahut Harry “Sebenarnya ada apa ini?” tanyanya heran mengangkat sebelah alis
Hermione berkacak pinggang “Ron bilang kau dan Malfoy itu berpartner dalam 1 tugas di Kelas Ramalan—ditambah lagi Malfoy juga mencarimu waktu kau tidak masuk kelas saat itu dan kami-kami cemas terjadi apa-apa padamu Harry~” jelas Hermione layaknya seorang Ibu Rumah Tangga “Syukurlah kau baik-baik saja Harry, Dia tidak melakukan apa-apa padamu kan?”
“Mione—Aku baik-baik saja…” sahut Harry menghela napas
“Well—Memangnya selama ini kau ada dimana, Mate? Kami sudah berkeliling Hogwart mencarimu sepanjang hari…” tanya Ro
Dengan santai Harry menjawab “Oh—Itu, Aku ada di Asrama Slytherin mengurusi Tugas Kelas Ramalan…” jawabnya “ Tapi kalian tidak perlu khawatir—tidak terjadi sesuatu disana—“
Hermione mengguncangkan tubuh Harry “Benar tidak ada apapun yang terjadi Harry?—Kau tidak berbohong?, Mereka tidak memantraimu dengan sihir Ingatang kan?..” ucapnya panic
“Err… Kupikir kalian berdua terlalu berlebihan dengan sifat kalian itu—Aku baik-baik saja dan sekarang aku ingin menikmati waktu untuk kembali mengurusi sesuatu yang daritadi belum sempat kuselesaikan..” sahut Harry ogah-ogahan karena ia ingin membaca lanjutan Fic tadi dan kini ia harus berhadapan dengan kedua sahabatnya yang over-protective itu—‘Merlin, kini apa lagi yang kau berikan untukku mencegah membaca Fic lanjutan itu!’ batin Harry dalam hati
Ron berdeham “Lebih baik kita ke Great Hall untuk makan malam…” usulnya karena sejujurnya ia sudah sangat lapar saat ini dan tentunya menu makan malam di Great Hall hari ini adalah favorit Ron dan ia tidak ingin kehabisan jatah
Hermione mengangguk kemudian menarik tangan Harry ikut bersamanya “Harry, kau juga harus ikut kesana bersama kami—kau belum sarapan sejak tadi pagi…”
“Tapi—Tapi—Mione…” rengek Harry tidak mau pergi ke Great Hall karena ia ingin berbaring dengan santai ditemani handphone miliknya dan tentunya di temani Fic yang membuatya penasaran setengah mati dengan cerita di dalamnya
“Turuti saja ucapannya, Mate—Kau tidak mau melihat wajah menyeramkan Hermione kalau dia marah kan?” ucap Ron
“Aku dengar itu, Ron!”
Dan ketiganya menuruni tangga menuju Great Hall untuk makan malam dengan Harry yang menghela napas terpaksa harus menunda lagi jadwal bacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar