Chapter
3: Discussing—Or—Fighting?
Here we go again
for—Saat ini keduanya, baik Draco maupun Harry kini berada di dalam Slytherin
Common Room, Markas para Anak-Anak penyihir yang terkenal dengan sifat angkuh
mereka yang sebagian besar termasuk golongan penyihir berdarah murni yang
sangat mereka banggakan tentunya ditambah lagi—Siapapun pasti tahu kalau
Slytherin adalah musuh Gryffindor seumur hidup, entah mengapa bisa terjadi
demikian yang mungkin disebabkan karena perbedaan dari pemikiran kedua Asrama
ini.
Memasuki wilayah musuh seorang diri tentunya membuat
Harry sedikit gugup dan merinding karena pasalnya mereka—Dia dan Draco—ditatap
oleh seluruh mata penghuni Asrama! Bayangan tentang ada seorang yang berniat
mengerjainya membuat Harry menelan ludah berusaha untuk waspada, Ia tidak mau
terjadi sesuatu yang buruk disini apalagi kalau dirinya sendiri yang harus
berhadapan dengan semua penghuni Asrama ini—Play
safe aja ya, Harry~
Memang semua pandangan tertuju kepada dua orang itu
karena Semuanya tidak menduga bahwa seorang Draco Malfoy—Head Boy—Juga Slytherin Ice Prince itu membawa seorang
Gryffindor, terlebih lagi seorang Harry Potter yang adalah Musuhnya sejak tahub
pertama di Hogwarts ke dalam Asrama!—Ini!—INI BERITA BESAR!~ Mungkin saja para
siswi yang melihat ini saling berbisik-bisik tentang kemungkinan keduanya kini
sudah berdamai atau apalah itu karena mereka sudah sekian lama menghabiskan
waktu mereka dengan Argument yang tidak berguna dan saling melemparkan sihir
satu sama lain dulu.
‘Ingatkan aku
untuk tidak akan pernah—koreksi—SAMA SEKALI TIDAK AKAN PERNAH mau mengkuti
seorang Malfoy ke Asramanya dengan alasan mengerjakan tugas yang sama saja
artinya dengan—BUNUH DIRI~’ keluh Harry dalam hati ‘Merlin—Kenapa mereka menatapku seperti itu…’ tambahnya lagi merasa
tidak nyaman dengan seluruh tatapan yang ditujukan padanya kemudian melihat
punggung Draco yang berjalan di depannya sambil mendengus pelan.
Keduanya menaiki tangga dan sempat melewati beberapa
siswa Slytherin lain—Harry bisa merasakan mereka memandangnya begitu berpapasan
dengan matanya, Harry menggeleng kepala berusaha mengacuhkan yang ada di
sekelilingnya dan juga atmosfir di Asrama Slytherin ini sampai keduanya berhenti
di sebuah pintu besar di depan mereka yang terbuat dari pohon oak yang penuh
dengan ukiran menambah kesan estetik—di ukiran tersebut terdapat sebuah Kristal
berwarna Hijau, Kristal yang semula redup itu perlahan-lahan mulai bersinar
begitu Draco mendekati pintu itu—Harry menaikan sebelah alis, ia tidak
mengikuti Draco dan memilih untuk tetap berdiri di tempat ia berada saat ini
merasa ia akan aman-aman saja kalau berada disini. Harry dapat melihat Draco
membisikan sesuatu kepada Kristal itu—semacam kata kunci mungkin, dan
setelahnya pintu itu mulai terbuka dengan lebar untuk membiarkan keduanya
mengakses ruangan yang dijaganya.
“ Cepat masuk kedalam, Potter…” ucap Draco
memerintah pada Harry dibelakangnya untuk mengikutinya masuk kedalam ruangan
Harry mendengus sambil membatin di dalam hati
sebelum mengikuti si pirang Slytherin itu memasuki kedalam ruangan dan setelah
kakinya menginjak ruangan tersebut, dengan otomatis pintu tadi menutup dengan
sendirinya (a/n: kayak pintu yg di supermarket itu lho yang buka tutup sendiri,
modelnya sama kayak yang ini—Plak!!)
“….” Harry diam beribu triliyun kata melihat
pemandangan di depannya—Kenapa demikian?
Ini Kamar?—Itulah pertanyaan yang langsung terlintas
di pemikiran Harry yang mengerjapkan matanya ngak percaya pasalnya Kamar
seorang Slytherin yang bernama lengkap Draco Lucius Malfoy ini tampak seperti
KAMAR HOTEL dibandingkan dengan kamar-kamar siswa lainnya—Ruangan yang luas
seluas kamar yang dihuni 7 orang atau lebih, Rak buku yang besar, Bar Mini (?),
Ranjang ukuran kig-size, berbagai
macam perlengkapan dan alat-alat sihir tertata rapi juga gulungan-gulungan
perkamen yang ada di atas meja, ruangan kamar mandi pribadi juga ada bathtub yang luas dan shower, sofa-sofa
yang empuk dan mewah berwarna hijau dan juga perapian di depannya—Dipastikan
Lucius sudah membayar mahal untuk memfasilitasi anaknya ini di dalam Asrama,
Seperti yang dikatakan ‘MONEY can give
you everything you want’…
“Hoi, Potter! Sampai kapan kau mau berdiri disana!”
sahut Draco yang kini sudah duduk di sofa miliknya “Cepat kemari, Scarhead… Aku tidak punya waktu meladeni
dunia fantasimu itu…” tambahnya lagi
“…Ck, Apa maksudmu dengan ‘dunia Fantasimu’ Malfoy!”
sahut Harry kesal menghampiri Draco sebelum kemudian duduk di sofa yang
berseberangan dari si pemilik
“Kau pikir aku tidak tahu kau melihat ruanganku
dengan mata aneh kaca matamu itu heh?..” sindir Draco “…Akui saja kau iri,
Potty~”
Twitch!
Belum sempat Harry memprotes, Draco mengayunkan
tongkatnya dan mengarahkannya kea rah rak buku diseberang ruangan—Beberapa buku
tebal bervariasi kini melayang dan menghampiri dimana keduanya berada, 2 buku
tebal kini berada di pangkuan Harry sementara sisanya berada di tempat Draco.
Harry menaikan alis menyelidiki buku-buku dipangkuannya itu yang adalah buku-buku
tentang teori-teori ramalan dan cara mudah meramal menggunakkan konstelasi
bintang dan garis planet.
“Dengar Potty—Aku tidak punya waktu mengurusi
ucapanmu saat ini…” ucap Draco memulai “Karena sudah sangat buruk aku harus
menerimamu sebagai partner tugas ini…” tambahnya lagi
Harry menggumam “…Jauh lebih buruk harus berpartner
dengan seorang Slytherin rambut pirang dengan gaya rambut aneh, sok kaya, sok
pintar dan yadda yaddi…”
Draco tidak terpengaruh sama sekali “Terserah,
Potter... Lakukan tugasmu mengurusi 20 Ramalan buruk sementara aku mengurus
yang lainnya—“
“Bukankah kita perlu Bola Kristal untuk melakukan
ramalan seperti yang ditulis di kertas, Malfooy…” sahut Harry sambil
menunjukkan 2 buku tebal di tangannya kini
Draco memutar bola mata sebelum kemudian mengayunkan
tongkatnya memanggil Bola Kristal yang terpajang aman di dalam lemari kaca yang
mahal ke atas meja “Kau akan membayar mahal kalau kau memecahkan bola Kristal
itu Potty…” Ancam Draco
“Yah—Yah…” sahut Harry tidak berminat kemudian mengambil
sebuah kertas dan beberapa alat tulis sementara Draco dilain pihak hanya duduk
sambil membaca bukunya saja—Bukannya seharusnya dia juga bekerja mengerjakkan
tugasnya?
‘Cih… 20
Ramalan buruk?—Coba kita lihat… huh? Aku bakhkan tidak mengerti apa yang dikatakan
bintang bintang di Bola Kristal ini—Hah? Bintang tidak mengatakan apa-apa
Harry!! Ugh—Konstelasi bintang?, Apa itu konstelasi Big Bear??—Ah, bukan-bukan…
mungkin Virgo? Pisces? Argh!!’ batin Harry memandang bola Kristalnya
mendekat memperhatikan dengan serius apa yang ditunjukkan bola Kristal itu
padanya ‘Okay—Ini tidak akan berhasil…
kenapa aku memilih kelas Ramalan yang menyusahkan… siapa yang peduli
ramalan?—Ckckck…’
Dan sesuatu langsung mengenai pemikiran Harry yang
tiba-tiba langsung dihujam sebuah Ide jenius—Tugas selesai berarti ia bisa
kembali ke Asrama dan melanjutkan aktivitas FanFictionnya, cara menyelesaikan
tugas dengan cepat? Tentu saja dengan mengarangnya! Prof. Trelawney tidak akan
bisa menentukan perbedaannya—Ide yang sangat bagus Harry!! Maka setelah setuju
dengan hasil Musyawarah otaknya, Harry meraih pena miliknya dan mulai menulis
di kertas perkamen miliknya dengan semangat—semangat untuk segera bebas dari
sini…
20
RAMALAN KESIALAN YANG AKAN TERJADI
Oleh:
Harry James Potter
1.
Seseorang
akan mendapat Hukuman Detensi
2.
Menjadi
Partner dari ORANG MENYEBALKAN yang pernah hidup di DUNIA
3.
Sesuatu
mengejutkan terjadi jika berjalan menuju arah Tenggara
4.
Seorang
berambut Pirang akan mendapat nilai merah pada setiap TEST
5.
Seseorang
berambut Pirang akan mendapatkan rambutnya berwarna PINK dikeesokan harinya
6.
Seseorang
berambut Pirang akan terpeleset jatuh memalukan di muka umum
7.
Seseorang
berambut Pirang akan terjatuh saat menaiki sapu terbang
8.
Seseorang
berambut Pirang akan tersedak waktu minum teh
9.
Seseorang
berambut Pirang akan tertimpa batu entah darimana asalnya
10. Seseorang berambut pirang akan
sakit flu-akut selama 1 bulan
11. Seseorang berambut Pirang akan terkena
ramuan guna-guna
12. Seseorang berambut Pirang akan
jatuh tenggelam di danau Hitam
13. Seseorang berambut Pirang akan
diculik oleh sekelompok Duyung ke dasar Danau
14. Seseorang berambut Pirang akan
dijadikan makan malam seekor Naga
15. Seseorang berambut Pirang akan
dipaksa Myrtle untuk berkencan di Kamar Mandi
16. Seseorang berambut Pirang akan
dipaksa menjadi pacar seorang bernama Pansy
17. Seseorang berambut Pirang akan
dipaksa menjadi budak Siren
18. Seseorang berambut Pirang akan
terkena ledakan saat Kelas Ramuan
19. Seseorang berambut Pirang akan di
jadikan makan malam Laba-Laba raksasa
20. TERAKHIR, Seseorang berambut Pirang
akan dijadikan mascot HOGWART dalam kostum Ayam memalukan!!
(a/n:
Terlalu minad untuk mengarang yah? Hehehehe—Semoga Author masih sempet hidup
setelah yang satu ini)
Harry melihat hasil pekerjaannya dengan tenang
sambil mengangguk-anggukan kepalanya—Mengarang itu memang sangat mudah dan
praktis ditambah lagi kalau kau punya obyek yang bisa dijadikan bahan
karanganmu ini—Harry James Potter, Kau memang orang yang jenius tidak ada
duanya Hehehe…
“Baiklah, Aku sudah selesai!!” ucap Harry dengan
bangga sambil beranjak berdiri “…Tidak sepertimu, Malfoy—Aku bisa mengerjakan
Tugasku tanpa ada halangan dan tentunya dengan waktu yang sangat singkat…”
ucapnya lagi
Draco menutup bukunya “Oh… Apa benar begitu,
Potter?—Jadi kau mencoba mengatakan kau sudah menjadi jenius sekarang…” ucapnya
sambil meraih kertas yang di genggam Harry menggunakan tongkatnya kemudian
dengan tenang dan santai ia membacanya “…Hemm, Mari kita lihat hasi pekerjaan
yang dikerjakan oleh Anak Emas yang satu ini selama kurang lebih 20 menit…”
gumamnya mengecek kertas Harry
Hemmm…
Hemmm…
Hemmm…
Hemmm…
‘Pulang—Pulang—Pulang!!
Cepat biarkan aku pergi dari sini MALFOY!! Tch…’ gerutu Harry ingin
cepat-cepat untuk selanjutnya pergi dari Asrama dan Ruangan ini
Draco meletakan kembali kertas tersebut diatas
bukunya kemudian menatap Harry dengan tatapan datar tapi sebenarnya menyimpan
ekspresi gelap di dalamnya seakan mengatakan ia akan berada dalam bahaya
sebentar lagi, “Well, Potty—Kerja yang bagus…” ucap Draco mengawali ucapannya
menatap tajam Harry dengan mata Abu-Abu miliknya “Kecuali kau lupa menuliskan 1
hal di tugas laporanmu itu…”
Harry menaikan alis heran “A-Apa maksudmu Malfoy,
tugasnya mengatakan 20 Ramalan Kesialan—Bukan 21 Ramalan Kesialan…” sahut Harry
Draco memasang seringaian mengerikan “Huh?—Benarkah…
Baiklah aku yang akan menambahkannya untukmu jika kau masih belum
menyadarinya…” sahut Draco sambil mengambil pena bulu miliknya dan kemudian
menulid asal-asalan di kertas milik Harry “21.
Seseorang berambut coklat dengan kaca mata aneh akan mendapatkan hukuman dari
Seseorang berambut Pirang karena sudah mencemarkan namanya dan tidak
mengerjakan tugas dengan BENAR—Anak malang itu akan dikenai hukuman yang sangat
berat—hemm..”
GLEK!!—Not
so Good, waktunya melaksanakan rencana B yang isinya adalah, Malfoy Marah sama
dengan Kabur sama dengan Jendela yang berate Accio FireBolt kemudian kabur,
Tapi…
“Jangan kau pikir kau bisa kabur, Potter!!” sahut
Draco begitu melihat Harry yang kini sudah bersiap-siap dengan ancang-ancangnya
melesat menuju jendela untuk kabur, Draco mengayunkan tongkatnya dan
mengarahkannya kearah Harry
DHUAK!!
Sesuatu menarik pergelangan kaki Harry sehingga
dengan tidak elitnya ia terjatuh tersungkur ke lantai—Dua kali ia sudah
terjatuh dan membenturkan kepalanya kali ini, dia menatap tajam benda yang saat
ini melilit pergelangan kakinya yang ternyata adalah sulur tanaman rambat, si
Malfoy sialan itu…
“Sekarang kau tidak bisa pergi kemana-mana lagi,
Potter—Tanaman itu sudah kuberi sihir khusus untuk tidak melepaskan cengkraman
mangsanya…” ucap Draco
Harry menggeram “Lepaskan aku, Malfoy—Atau kau…”
“Apa?—Menyihirku? Mengutukku dengan mantra kutukan?...
ckckck…” ucap Draco sambil menunjukkan tongkat Harry ditangannya—sepertinya ia
sudah berhasil mengambilnya saat Harry terjatuh tadi, benar-benar brilliant
dari pemikiran seorang Malfoy.
Harry ternganga tidak percaya melihat tongkatnya
kini sepenuhnya beradai di genggaman kekuasaan Malfoy—Saat ini kesempatan dan
peluangnya untuk kembalik ke Asrama miliknya adalah 0 dan—DRACO MALFOY ITU
SEORANG IBLIS BERMUKA DUA!! SIAPA YANG MENGATAKAN DIA ORANG YANG BAIK
HATI!!—HELL!!...Baiklah penulis Gila yang mengatakan Draco Malfoy baik hati
ramah tamah dan sebagainya—Aku akan menghujam beberapa protes padamu nanti!!
“Sekarang kau akan ikut denganku dan membenarkan
hasil tugasmu yang salah ini, scarhead!”
ucap Draco lagi kali ini menjentikkan jarinya dan sulur-sulur tersebut
melepaskan pergelangan kaki Harry dan sebelum Harry dapat kabur lagi dengan
kesempatan ini—Draco langsung menarik lengan Harry, menyeretnya layaknya boneka
dengan santainya menuju tempat awal mereka di sofa dekat dengan perapian.
“Lepaskan taganku, Malfoy! Aku bukan peliharaanmu!!...”
protes Harry yang terseret-seret dengan tidak elitnya dilantai
“Diamlah Potter, Kau pantas mendapatkannya…” sahut
Draco sebelum kemudian mengikat tangan Harry di salah satu kaki sofa miliknya
yang membuat Harry benar-benar seperti seekor binatang peliharaan saja kecuali
kalau kau menambahkan telinga dan ekor palsu pada kepala dan celananya saat ini
(a/n: dikutuk Harry)
“Sekarang—cepat selesaikan tugasmu atau kau mau
terikat disini sampai pagi Potter…” ancam Draco duduk dengan tenang di sofa
dekat dengan Harry sendiri untuk mengawasi pekerjaan Partnernya yang
menyusahkan ini
Sepanjang Hari di Ruangan milik Malfoy ini—APA KAU
GILA!! Tentu saja Harry tidak mau terjebak disini selama itu, dan pada akhirnya
ia—seorang Harry Potter, dengan pasrah dan menyerah kini mengikuti semua
perintah Draco Malfoy dengan mengerjakan tugasnya kembali dari awal…
“Err… Bintang… Bintang… Konstelasi… Err…” gumam
Harry tidak jelas masih bergelut dengan tugasnya sambil mengacak-acak rambutnya
yang sudah berantakan menjadi tambah berantakan “Tch—Garis planet Jupiter dan…
umm… Venus… hmmm… berarti Air… kesialan…” gumamnya lagi
Dilain pihak Draco hanya membolak-balik bukunya saja
tidak mempedulikan gumaman yang keluar dari mulut Harry, sementara Harry masih terus
saja menggumam yang tidak jelas dan sanga-sangat OUT of topic seperti…
“… Saturnus… berarti Saturn—berarti makan malam 2
hari yang akan datang adalah Lasagna Tuna…
hemm…”
Draco memicingkan alis melirik kearah Harry,
sementara Harry tidak mempedulikan dan terus kembali mengumamkan apa yang saat
ini dipikirkannya sambil menopangkan dagunya berpikir—Harry, sebaiknya kau
harus memperhatikan saat Prof. Trelawney menjelaskan di depan kelas nanti..
“Pluto… berarti Suram… berarti—“ ucapnnya terputus
“Potter!”
Harry memandang Malfoy dengan tatapan tajam dan juga
tidak suka “Apa lagi, Malfoy…”
“Apa kau benar-benar seorang IDIOT daripada orang
IDIOT—“ desis Draco sambil memandangi Harry
“Cih—Jangan mengejekku Malfoy! Aku sudah menggunakan
semua yang ku punya untuk tugas terkutuk ini!” sahut Harry tidak terima
“Lagipula—Kau sama sekali tidak mengerjakkan tugas bagianmu!” tambah Harry
“Heh—Kau pikir aku sebodoh sepertimu, Potty… Tugasku
sudah selesai 5 menit sebelum kau menyelesaikan ‘sampah’ yang kau sebut tugas
itu…” sahut Draco dengan sombongnya
“Terserah!! Jangan memprotes hasil kerjaku MALFOY!!”
“Kalau aku tidak memprotes, Potter-yang-pintar!! KAU
akan menulis Lasagna Tuna di kertas
TUGAS yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan apapun!!”
“Lasagna Tuna itu
salah satu kesialan yang akan terjadi MALFOY!!”
“DI DALAM MIMPIMU—POTTER!!”
“PIRANG SIALAN—Berhenti menghakimiku!!”
“KACAMATA IDIOT—Kerjakan tugasmu dengan BENAR!!”
“ARGHH!!”
Okay—Singkat cerita, Kedua orang ini bertengkar
melontarkan ucapan-ucapan yang sama sekali tidak beraturan dan sangat keras
sehingga dapat diperkirakan orang-orang yang melewati kamar Draco ataupun
ruangan-ruangan sebelah lainnya pasti bisa mendengar pertengkaran mereka,
Antara Harry yang memberontak dan Draco yang menentang—semuanya tidak ingin
dikalahkan dan tidak mau mengakui
kekalahan, menggunakan berbagai cara untuk bisa menang termasuk dengan melempar
tinta yang digunakkan untuk menulis sehinga bercecerah disekitar karpet dan
sofa mahala milik Draco kemudian sepertinya karena Harry kini bisa melepaskan
diri dari ikatannya acara berlanjut dengan pertengkaran lainya yaitu melempar
barang-barang yang ada—Bantal, Vas, dan semua yang ada sehingga ruangan kini
porak poranda layaknya kamar pengungsian korban banjir!
“…Hah… Potter—Kau..” ucap Draco terengah-engah
kelelahan
“Kembalikan tongkatku Malfoy—Atau Aku akan
memecahkan Kristal ini…” ancam Harry mengangkat tinggi-tinggi Bola Kristal
diatas kepalanya
Mata Abu-Abu Draco kini berkilat dengan Amarah dan
Wo-Ow! Draco dan Kemarahannya—sounds not
good, people.. “Kalau kau berani, Potter… Kau akan menyesalinya…” sahut
Draco menantang Harry sambil mengeram
“Aku tidak main-main Malfoy—Akan kupecahkan Kristal
Mahal ini~” ancam Harry tidak mau kalah
“Heh—Kau seperti Wanita Potter… Kau takut melawanku
ternyata…” sahut Draco memanas-manasi
“Aku bukan Wanita Malfoy!! Tarik kembali kata-katamu
itu Pirang!!” sahut Harry
Draco menyeringai “ Make me, Potter…” sahutnya kemudian menerjang Harry dengan cepat
sehingga kini Harry terantuk kembali ke lantai dan Bola Kristal itu
bergelinding bebas menuju sisi lain ruangan tanpa luka sedikitpun “Kesabaranku
sudah habis untuk meladenimu, Potter—Kau sudah merusak kamarku dan memecahkan
barang-barang berharga milikku… kau tahu akibatnya…”
“Gah!! Kalau kau mau berduel—jangan jadi seorang
pengecut Malfoy!! Aku akan membuatmu menyesal!!”
“Ckckck.. saying sekali aku tidak dalam mood untuk
berduel dengan seorang wanita lemah, Potter…” ucapnya “Sekarang… Kau dan aku
masih punya Tugas untuk diselesaikan dan karena aku tidak percaya dengan
kemampuanmu… kau harus berterimakasih padaku karena aku akan membantumu…”
“Aku tidak akan pernah mau berterima kasih padamu,
MALFOY!!”
~Meanwhile
Outside~
“Apa yang dilakukan keduanya di dalam sana?...” ucap
suara di luar sedang berbisik-bisik di depan pintu kamar Draco
“Entahlah—Kupikir mereka sedang berdiskusi?” sahut
suara yang lainnya
“… Apa kau bodoh? Mungkin saja mereka sedang
bertengkar—Kau tidak mendengar suara pecahan Barang-barang di dalam?...” tambah
yang lain
Tiba-Tiba seorang anak kecil yang baru memasuki
Hogwart di tahun pertamanya menghampiri rombongan diskusi tersebut, Anak itu
kelihatannya sangat polos sehingga ia langsung berdeham dan
menggoyang-goyangkan jarinya dan berdecak pelan—Pandangan rombongan diskusi itu
melirik ke arahnya dengan tanda tanya besar
“Daddy bilang tidak baik, lho kalau menguping…”
ucapnya dengan suara yang imut dan lucu
Bruk!!
Brugh!! Brugh!!
Bagaikan ditimpa oleh batu yang sangat besar di
kepala—Kelompok diskusi itu tampak bersemu merah karena malu, malu karena
mereka dinasehati oleh Anak kecil tahun pertama yang berhati murni seperti ini…
“Err… K-Kami tidak menguping kok…” sahut kini Pansy
membenarkan “Kami… hanya mendengarkan… bukan menguping…”
Anak kecil itu memiringkan kepala “Tapi tetap tidak
boleh, Kakak… Itu perbuatan buruk.. Nanti bisa kena marah, lho…” ucapnya lagi
dengan nada mengancam yang lucu karena muka dan ekspresinya yang imut itu
“Heh?—Baiklah kami tidak akan menguping lagi…” sahut
Goyle pada akhirnya disertai anggukan dari yang lainnya
Seorang gadis Slytherin lainnya menepuk bahu anak
kecil itu “Nah, Bagaimana kalau aku mengantarmu ke kamarmu? Mungkin kita bisa
bermain bersama-sama…”
“Okeh~” sahut Anak kecil itu setuju bergandengan
tangan dengan kakak kelasnya itu sementara yang lainnya menghela napas
lega—Akhirnya penganggu sudah dihilangkan juga, tapi kemudian terdengar suara
anak kecil itu lagi “Oh, iya… Daddy juga bilang lho, katanya kita tidak boleh
menganggu privasi seseorang di kamar—Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi Daddy
bilang itu lebih buruk dari menguping lho…” tambahnya lagi sebelum lanjut
melangkah
Kini meninggalkan orang-orang yang masih tercengang
berusaha mendengar kata-kata anak tersebut—Pasti Ayahnya orang yang TERLALU
baik sehingga mengajarkan anaknya agar menjadi ORANG YANG BUDIMAN nantinya,
contoh Orang Tua yang wajib ditiru…
“Heh?—Privasi dia bilang?...”
“Memangnya apa yang dilakukan Draco dan Gryffindor
aneh itu di dalam—Mereka hanya mengerjakan tugas kan?”
“Tugas?—Err, Mungkin saja sesusatu yang lain?”
“Cih—Matt, terakhir kali aku mengecek Draco itu tidak tertarik sama sekali dengan
seseorang bernama Harry Potter, Mereka musuh seumur hidup dan mana mungkin—!”
sangkal Pansy terputus begitu mendengar suara dari balik pintu kamar Draco
Malfoy
//Sudah kubilang lakukan
yang benar, Potter!!//
//Diamlah, Malfoy!! Aku
sudah melakukan yang kubisa!! OW!! Itu sakit pirang sialan!!//
//Itu hukuman orang
IDIOT, Potter!! Sekarang lakukan yang benar!!//
//Jangan—Aow!!—Malfoy
sialan!! Itu sakit bodoh!!//
Krik…
Krik… Krik…
“Ha!! Sudah ku kira kan!!” sahut Blaise Zabini
sambil mengacungkan jari menunjuk pintu kamar Draco “Mereka berdua pasti melakukan sesuatu di dalam!!”
Crabbe langsung menyembur dengan frontalnya “Are they—done that—inside the room??” membuat semuanya kini harus
menutupi muka mereka yang memerah lantaran pikiran Rated-M kini telah
mempengaruhi otak mereka—Bayang bayang apa yang terjadi dengan Harry di dalam
dan juga apa yang dilakukan Draco terhadap Harry di dalam.
“Salazar—Anak itu benar! Kita harus pergi dari
tempat ini sebelum terlambat!!” sahut Pansy yang tersadar dari pemikirannya
kemudian langsung berlarian menuruni tangga—diikuti oleh rombongan-rombongan
yang lainnya yang sudah tidak mau lagi mendengar ataupun membayangkan apa yang
terjadi di dalam
~Inside
The Room~
Sebenarnya apa yang ada di dalam ruangan saat itu
ya?—Mari kita intip lebih jelas ke dalam ruangan Draco Malfoy yang tentunya
masih berantakan dan porak-poranda saat ini, Draco tidak membersihkannya karena
itu adalah tugas Peri Rumah yang mengerjakannya, Saat ini Harry duduk di lantai
sementara Draco duduk diatas sofa layaknya seorang yang berstatus tinggi dan
Harry sebagai budaknya berada di lantai—suatu penghinaan bagi Harry yang
tertindas saat ini, salah satu tangannya saat ini sedang menggenggam bola
Kristal sementara Draco yang sibuk menulis di kertas perkamennya yang
sepertinya adalah tugas milik Harry yang sudah dua kali gagal dikerjakan.
“Ramalan selanjutnya, Potter!” sahut Draco
Harry mendengus sebelum kemudian memperhatikan bola
Kristal “… Saturnus dan Neptunus akan sejajar, berarti… Akan ada cinta yang
bersemi di suatu tempat, Malfoy…” sahut Harry ngeles
Bletak!!
“AUW~!! Berhenti memukulku, Malfoy!!” seru Harry
protes mengelus kepalanya yang baru dipukul dengan buku tebal oleh Draco
“Itu cocok untuk mengajari Idiot sepertimu! Tugasmu
Ramalan Kesialan—Potty!”
“Tapi itu yang dikatakan Bola Kristal Malfoy!!”
sahut Harry lagi mempertahankan ucapannya
Dan… Seperti yang dilihat, setiap Harry salah
melakukan ramalan—Buku melayang dikeplanya dan keduanya mulai mengoceh kembali
dan acara ini terus dan terus berlanjut sampai akhirnya 20 Ramalan Kesialan
tugas Prof. Trelawney selesai dikerjakan oleh keduanya.
Harry yang mendapat kembali tongkatnya dan kebebasan
juga hal-hal lainnya langsung berlari keluar dari Asrama Slytherin sambil
bersorak-sorai di dalam hati terbebas dari Jeruji Penjara mencekam itu
sementara Draco Malfoy yang baru saja keluar ruangan harus menghadapi tatapan
curiga yang dipancarkan oleh teman-temannya—sepertinya mereka ingin memastikan
apa yang mereka pikirkan itu benar-benar terjadi atau tidak?
~Gryffindor
Common Room~
Kembali ke Asramanya yang nyaman aman dan
tentram—Harry merebahkan dirinya di sofa, Tugas dengan Malfoy pirang itu
menyita banyak sekali waktu lantaran ia kembali ke Asramaya di Sore Hari—SORE!!
Sudah berapa jam terlewat yang ia habiskan di Kamar si Malfoy itu? Yadda-Yadda,
Waktu memang berjalan begitu cepat tanpa disadari, Harry…
“Saatnya membaca lanjutan Fic—!” ucapan Harry
terputus begitu
“MATE!!”
“HARRY!!”
Seru Ron dan Hermione yang berlarian menghampirinya
layaknya mereka tidak bertemu dengannya selama 1 abad—wajah keduanya tampak
panic dan ketakutan seperti orang tua yang baru saja kehilangan putra mereka di
tengah jalan..
“A—Apa? Ada apa dengan kalian berdua?” tanya Harry
heran
“Mate!—Kau tidak apa-apa? Kau masih hidup? Kau
baik-baik saja?..” sembur Ron sambil mengguncang-guncang tubuh Harry dengan
panic melanda pikirannya
“Ron—Aku baik-baik saja dan untu memperjelas
jawabanmu aku masih hidup…” sahut Harry “Sebenarnya ada apa ini?” tanyanya
heran mengangkat sebelah alis
Hermione berkacak pinggang “Ron bilang kau dan
Malfoy itu berpartner dalam 1 tugas di Kelas Ramalan—ditambah lagi Malfoy juga
mencarimu waktu kau tidak masuk kelas saat itu dan kami-kami cemas terjadi
apa-apa padamu Harry~” jelas Hermione layaknya seorang Ibu Rumah Tangga
“Syukurlah kau baik-baik saja Harry, Dia tidak melakukan apa-apa padamu kan?”
“Mione—Aku baik-baik saja…” sahut Harry menghela
napas
“Well—Memangnya selama ini kau ada dimana, Mate?
Kami sudah berkeliling Hogwart mencarimu sepanjang hari…” tanya Ro
Dengan santai Harry menjawab “Oh—Itu, Aku ada di
Asrama Slytherin mengurusi Tugas Kelas Ramalan…” jawabnya “ Tapi kalian tidak
perlu khawatir—tidak terjadi sesuatu disana—“
Hermione mengguncangkan tubuh Harry “Benar tidak ada
apapun yang terjadi Harry?—Kau tidak berbohong?, Mereka tidak memantraimu
dengan sihir Ingatang kan?..” ucapnya panic
“Err… Kupikir kalian berdua terlalu berlebihan
dengan sifat kalian itu—Aku baik-baik saja dan sekarang aku ingin menikmati
waktu untuk kembali mengurusi sesuatu yang daritadi belum sempat
kuselesaikan..” sahut Harry ogah-ogahan karena ia ingin membaca lanjutan Fic
tadi dan kini ia harus berhadapan dengan kedua sahabatnya yang over-protective itu—‘Merlin, kini apa lagi yang kau berikan
untukku mencegah membaca Fic lanjutan itu!’ batin Harry dalam hati
Ron berdeham “Lebih baik kita ke Great Hall untuk
makan malam…” usulnya karena sejujurnya ia sudah sangat lapar saat ini dan
tentunya menu makan malam di Great Hall hari ini adalah favorit Ron dan ia
tidak ingin kehabisan jatah
Hermione mengangguk kemudian menarik tangan Harry
ikut bersamanya “Harry, kau juga harus ikut kesana bersama kami—kau belum
sarapan sejak tadi pagi…”
“Tapi—Tapi—Mione…” rengek Harry tidak mau pergi ke
Great Hall karena ia ingin berbaring dengan santai ditemani handphone miliknya dan tentunya di
temani Fic yang membuatya penasaran setengah mati dengan cerita di dalamnya
“Turuti saja ucapannya, Mate—Kau tidak mau melihat
wajah menyeramkan Hermione kalau dia marah kan?” ucap Ron
“Aku dengar itu, Ron!”
Dan ketiganya menuruni tangga menuju Great Hall
untuk makan malam dengan Harry yang menghela napas terpaksa harus menunda lagi
jadwal bacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar